KOMPAS.com - Sebagian dari kita mungkin bertanya-tanya apakah penderita stroke boleh berpuasa?
Ternyata, penderita stroke dapat menjalani ibadah Puasa Ramadhan apabila kondisinya ringan dan sudah berkonsultasi dahulu dengan dokter.
Untuk lebih jelasnya, simak anjuran dokter berikut.
Baca juga: 5 Penyebab Mulut Terasa Pahit Saat Puasa dan Cara Mengatasinya
Dilansir dari Antara, Selasa (19/3/2024), dokter spesialis saraf, dr. Lilir Amalini, S menjelaskan bahwa penderita stroke boleh berpuasa, namun perlu melihat dahulu kondisinya.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni) tersebut mengatakan, penderita stroke yang kondisinya stabil setelah menjalani pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter boleh saja menjalani puasa.
Namun, apabila fase strokenya masih akut, masih baru terkena stroke dengan kadar gula darah atau tekanan darah yang belum stabil, maka dianjurkan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu.
Penderita stroke sebaiknya juga memerhatikan pola makan saat buka puasa. Dokter Lilir menyarankan untuk tidak langsung makan dalam porsi besar karena bisa mengakibatkan kenaikan gula darah.
Lilir menyarankan untuk minum air putih dan konsumsi buah-buahan seperti kurma sebanyak 1-2 biji saat buka puasa.
Kemudian kalau sudah shalat atau 15 menit setelahnya baru boleh mengonsumsi makan yang lebih berat.
Penderita stroke juga perlu membatasi asupan gula, garam, dan lemak.
Sementara itu, nutrisi yang bagus untuk penderita stroke saat puasa yaitu makanan mengandung vitamin B6, B12, dan asam folat. Nutrisi tersebut bisa didapat dari sayuran hijau, ikan, susu, telur, dan keju.
Baca juga: Efek Merokok Saat Buka Puasa bagi Kesehatan yang Pantang Disepelekan
Dokter Lilir menjelaskan beberapa manfaat puasa bagi kesehatan otak semua orang, termasuk penderita stroke. Manfaat yang pertama adalah meremajakan sel otak.
Saat puasa, terjadi proses yang dinamakan autofagi atau semacam detoksifikasi terhadap sel-sel tua yang beracun.
"Terus yang kedua, puasa itu akan meningkatkan fungsi kognitif. Jadi fungsi berpikir, fungsi belajar, memori," imbuh Lilir.
Menurut Lilir, manfaat tersebut bisa didapatkan karena saat puasa ada produksi protein bernama Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang berfungsi membantu proses belaja serta meningkatkan kemampuan memori.
Manfaat puasa yang ketiga untuk mencegah penyakit neurodegeneratif atau masalah kesehatan akibat penuaan, seperti parkinson dan alzheimer.
Baca juga: 5 Cara Alami Mengatasi Sakit Gigi Saat Puasa yang Bisa Dijajal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.