Perjalanan NalaGenetics bermula dari pedalaman Papua, di mana pada tahun 2016, Levana Laksmicitra Sani, Co-founder NalaGenetics dan tim pendiri bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk membagikan 1.000 alat tes DNA di lima desa.
Hasilnya cukup mengejutkan, 20 persen dari pasien kusta ternyata memiliki gen yang membuat mereka rentan terhadap Dapson, obat anti kusta yang kerap dipakai. Berkat temuan ini, pasien bisa mendapatkan rangkaian perawatan yang lebih sesuai, sehingga mereka bisa sembuh dan terhindar dari efek samping obat.
Pengalaman ini mendorong Levana dan Astrid Irwanto, Alexander Lezhava, serta Jianjun Liu untuk bersama-sama mendirikan NalaGenetics dan memperluas jaringan koneksi dengan berbagai rumah sakit, tenaga medis, dan laboratorium di Jakarta dan Singapura.
Saat ini, NalaGenetics telah menjangkau 12 negara di Asia Tenggara, bekerjasama dengan lebih dari 20 mitra lab, dan merilis lebih dari 40.000 laporan DNA.
“Tujuan utama kami adalah untuk membentuk masa depan dunia kesehatan yang lebih menekankan pada upaya preventif, dimana setiap pengguna mengetahui kebutuhan diri dan tubuhnya masing-masing, dan apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit di kemudian hari," kata Levana.
Baca juga: Mengenal Faktor Genetik dalam Gangguan Kecemasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.