Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Pengobatannya

Kompas.com - 30/03/2024, 04:00 WIB
Rini Agustin,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saraf kejepit adalah salah satu gangguan saraf yang cukup umum terdengar di telinga.

Saraf kejepit atau kecetit merupakan suatu kondisi ketika saraf tertekan oleh jaringan tubuh di sekitarnya, seperti jaringan tulang dan otot.

Gangguan saraf ini dapat terjadi di seluruh bagian tubuh termasuk tulang belakang, pergelangan tangan, dan lainnya.

Tanda yang paling umum dirasakan penderita saat mengalami saraf terjepit adalah rasa nyeri terpusat di area tubuh terkait.

Lalu, apa saja penyebab saraf kejepit yang sering terjadi? Berikut penjelasan lengkapnya.

Baca juga: Bukan Saraf Terjepit, Ini Penyebab Tersering Nyeri Punggung

Penyebab Saraf Kejepit

Saraf kejepit dapat disebabkan oleh beberapa kondisi yang membuat saraf tertekan oleh otot, tulang, atau jaringan lunak di sekitarnya. Akibatnya, timbul peradangan pada saraf.

Melansir dari Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan saraf kejepit meliputi:

1. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis adalah peradangan pada sendi yang terjadi akibat gangguan autoimun, di mana sistem imun tubuh justru menyerang jaringan tubuh yang sehat.

Kondisi ini juga dikenal dengan istilah penyakit rematik.

Rheumatoid arthritis adalah kondisi yang berdampak pada lapisan sendi (sinovium) dan dapat menyebabkan rasa nyeri hebat, pembengkakan, dan kekakuan pada persendian.

Baca juga: 9 Penyebab Saraf Kejepit di Pinggang dan Cara Mengatasinya

2. Degeneratif (penuaan)

Penyebab saraf kejepit juga bisa terjadi karena proses penuaan.

Seiring bertambahnya usia, bantalan tulang belakang mulai kehilangan kandungan airnya dan menjadi lebih kaku.

Akibatnya, kelenturan di bantalan tulang belakang pun akan menurun.

Saat kondisi ini terjadi, jarak antar tulang belakang akan berkurang dan meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit.

3. Cedera

Saraf kejepit bisa disebabkan oleh cedera yang cukup parah. Cedera tersebut dapat terjadi karena olahraga atau kecelakaan.

Baca juga: Pertolongan Pertama pada Cedera Ankle Saat Berolahraga

Bisa juga akibat karena tertimpa barang berat, tubrukan, gerakan mendadak, jatuh dengan posisi yang salah–menyangga berat tubuh tapi jadinya malah melukai saraf.

Olahraga tertentu dapat menyebabkan saraf kejepit dan ini pemicunya bisa dari banyak hal.

Misalnya, ketika terlalu sering melakukan olahraga hingga membuat tubuh lelah. Ketika daya tahan tubuh sudah mencapai maksimalnya dan terus dipaksakan, maka berisiko menyebabkan cedera saraf kejepit.

4. Melakukan gerakan mengulang terus menerus

Gerakan mengangkat, menarik, atau memutar yang canggung dapat menyebabkan saraf kejepit.

Bahkan melakukan gerakan berulang seperti mengetik di keyboard dalam waktu lama, dapat menyebabkan tekanan pada pergelangan tangan dan tangan.

Baca juga: 8 Gejala dan Penyebab Saraf Kejepit pada Tangan yang Perlu Diwaspadai

5. Obesitas

Obesitas disertai dengan penumpukan lemak di tubuh bisa menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya saraf kejepit.

Obesitas dapat mengubah bentuk atau kelengkungan tulang belakang.

Perubahan ini akan menambah beban pada bantalan tulang belakang dan saraf punggung, sehingga menyebabkan saraf kejepit.

6. Kehamilan

Pada beberapa kasus, wanita yang sedang hamil juga bisa mengalami saraf kejepit.

Seiring pertumbuhan janin, berat badan wanita ikut bertambah. Kondisi ini bisa memberikan beban tambahan pada sendi dan otot.

Baca juga: Ini Tips Puasa untuk Ibu Hamil agar Kenyang Lebih Lama

Saraf kejepit saat hamil juga bisa dipicu oleh peningkatan produksi hormon relaksin.

Peningkatan hormon ini menyebabkan penghubung ligamen menjadi lebih longgar. Ketika ligamen melonggar, salah satu saraf yang ada di tulang belakang pun bisa terjepit.

7. Hernia diskus

Hernia diskus (hernia nukleus pulposus) adalah kondisi ketika bantalan tulang belakang robek atau bergeser, sehingga menghimpit saraf di dekatnya.

Kondisi ini bisa terjadi karena adanya penambahan beban pada tulang penyangga tubuh, termasuk leher dan tulang belakang.

Beberapa aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya hernia diskus adalah mengangkat benda berat dengan posisi yang salah.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Saraf Kejepit di Pinggul

8. Stenosis spinal

Penyebab saraf kejepit lainnya adalah stenosis spinal, yaitu penyempitan di rongga tulang belakang yang berfungsi untuk melindungi saraf.

Ketika rongga tulang menyempit, saraf yang berada di dalamnya akan tertekan dan menyebabkan saraf kejepit.

Penyempitan rongga tulang belakang bisa terjadi karena kondisi yang mengakibatkan perubahan pada tulang, misalnya hernia diskus, pertambahan usia, patah tulang akibat cedera, hingga tumor pada tulang belakang.

Pengobatan saraf kejepit

Pengobatan saraf kejepit dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien.

Jika gejalanya ringan, saraf kejepit dapat ditangani dengan pengobatan sederhana di rumah. Namun, gejala yang parah memerlukan penanganan medis.

Baca juga: 6 Ciri-ciri Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai

Penanganan saraf kejepit yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah antara lain:

  • Beristirahat yang cukup.
  • Memberikan kompres panas atau dingin pada area yang sakit.
  • Melakukan peregangan setiap hari, terutama sebelum berolahraga.
  • Menggunakan bantal khusus ketika tidur untuk menyangga area dengan saraf kejepit.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang bisa dibeli di apotek, seperti paracetamol atau ibuprofen.

Jika keluhan saraf kejepit tidak membaik atau malah memburuk, dokter akan menyarankan sejumlah tindakan berikut:

  • Gunakan krim, gel, salep, maupun koyo antinyeri.
  • Konsumsi obat antinyeri dan antiradang yang banyak dijual, misalnya ibuprofen dan naproxen.
  • Konsumsi obat dari dokter dengan tingkat efektivitas lebih tinggi, seperti gabapentin dan amitriptyline, jika obat antinyeri tidak mampu mengatasi keluhan.
  • Suntik kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan nyeri di area saraf kejepit.
  • Gunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan postur tubuh, sehingga mengurangi tekanan dan ketegangan otot.
  • Jalani fisioterapi untuk melatih dan memperkuat otot-otot sehingga mengurangi tekanan pada saraf, jika diperlukan.
  • Jalani terapi okupasi untuk membantu mengubah kebiasaan atau aktivitas yang dapat memperburuk saraf kejepit.
  • Jalani operasi sebagai pilihan terakhir bila terapi tidak berhasil mengurangi keluhan. Jenis operasi akan disesuaikan dengan lokasi saraf terjepit.

Itulah informasi seputar saraf kejepit yang penting untuk dipahami. Saraf kejepit adalah kondisi yang tak boleh disepelekan.

Baca juga: 12 Tanda-tanda Kekurangan Vitamin B1, Kejang sampai Gangguan Saraf

Jaringan saraf memang bisa sembuh dengan sendirinya, tapi jaringan ini juga dapat rusak permanen apabila tidak diatasi dengan benar.

Bila mengalami gejala saraf kejepit yang tidak kunjung membaik selama 4 minggu, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Dengan begitu, dokter dapat merekomendasikan beberapa penanganan agar dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau