KOMPAS.com - Kombucha adalah ramuan kuno yang sudah ada sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Kombucha adalah minuman fermentasi yang dibuat dari campuran teh (biasanya teh hitam atau hijau), gula, bakteri sehat, dan ragi.
Baca juga: Kombucha Minuman Sehat, Mitos atau Fakta?
Minuman ini biasanya didiamkan dan difermentasi selama seminggu hingga sebulan.
Hasil akhirnya adalah minuman berkarbonasi ringan yang biasanya memiliki rasa asam.
Proses fermentasi ini menambahkan sedikit alkohol ke dalam kombucha, kadarnya di bawah 0,5 persen. Sehingga, teh kombucha tradisional ini merupakan minuman non-alkohol.
Karena melalui proses fermentasi, minuman ini mengandung probiotik.
Baca juga: Kombucha Dapat Turunkan Gula Darah Pasien Diabetes, Kok Bisa?
Meski telah lama dikenal, masih sedikit penelitian berkualitas tentang manfaat teh kombucha untuk kesehatan.
Para pakar mencatat bahwa kombucha memiliki potensi manfaat karena mengandung probiotik dan sifat antioksidan.
Disari dari Everyday Health dan Cleveland Clinic, berikut macam potensi manfaat minum teh kombucha:
Mengonsumsi kombucha bisa membantu Anda menurunkan atau mengontrol berat badan.
Ini karena kombucha yang dibuat dari teh hijau akan mengandung epigallocationchin-3-gallate (EGCG), yang berpotensi meningkatkan laju metabolisme tubuh orang dewasa.
Sebagai sumber probiotik yang potensial, salah satu manfaat kombucha bagi kesehatan adalah menyeimbangkan bakteri baik di usus dan meredakan beberapa masalah pencernaan.
Menurut studi 2014, kombucha mengandung populasi laktobasilus (jenis probiotik), sehingga dapat menstabilkan kondisi saluran pencernaan dan membantu mencegah infeksi serta peradangan di dalamnya.
Jika demikian, mengonsumsi kombucha dapat memperbaiki sindrom iritasi usus besar, penyakit radang usus, kembung, dan sembelit.
Namun, penelitian lebih lanjut tentang manfaat minum teh kombucha ini masih diperlukan.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Minum Kombucha?
Peradangan kronis dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, radang sendi, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).