Jika Anda menderita penyakit ginjal atau hati, proses pemecahan kelebihan protein bisa jadi terlalu berat.
Jika Anda menderita penyakit ginjal, mengonsumsi terlalu banyak protein dapat menyebabkan gagal ginjal.
Hal tersebut karena terdapat nitrogen berlebih yang ditemukan dalam asam amino penyusun protein.
Ginjal yang sudah bermasalah harus bekerja lebih keras untuk membuang nitrogen ekstra dan produk sisa metabolisme protein.
Masalah lainnya adalah amonia, produk sampingan dari metabolisme protein yang dikeluarkan melalui urine.
Jika fungsi ginjal atau hati Anda buruk, amonia dapat mencapai tingkat beracun dan menyebabkan efek samping berbahaya pada tubuh Anda.
Protein dapat mempunyai efek positif dan negatif pada sistem kardiovaskular Anda, tergantung pada jenis protein yang Anda makan.
Protein nabati seperti polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan makanan laut, dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung Anda.
Sedangkan protein hewani, seperti daging merah, daging olahan, dan makanan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Baca juga: 10 Manfaat Protein untuk Kesehatan, Bisa Kontrol Nafsu Makan
Studi menunjukkan bahwa pola makan tinggi protein yang berbasis daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker.
Makan lebih banyak daging merah dan/atau olahan terkait dengan kanker kolorektal dan prostat.
Namun, mengonsumsi protein dari sumber lain telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker.
Para ilmuwan meyakini hal ini disebabkan oleh hormon senyawa karsinogenik dan lemak yang ditemukan dalam daging merah.
Pola makan yang tinggi protein dari sumber daging merah dapat menyebabkan hilangnya kalsium dalam tubuh.
Hal ini terkadang dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk.