KOMPAS.com - Sepsis bisa menyerang siapa saja, tetapi orang dengan kondisi tertentu memiliki risiko lebih besar.
Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sepsis adalah kondisi serius yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi ekstrem terhadap suatu infeksi.
Reaksi tubuh ini menyebabkan kerusakan pada jaringan dan organ sendiri.
Baca juga: Syok Sepsis Jadi Penyebab Fajri Pria Obesitas 300 Kg Meninggal Dunia
Tanda-tanda sepsis yang umum termasuk demam, detak jantung cepat, pernapasan cepat, kebingungan, dan nyeri tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan syok septik, kegagalan banyak organ, dan kematian.
Dalam laporan ilmiah pada 2017, terdapat 48,9 juta kasus dan 11 juta kematian terkait sepsis di seluruh dunia, yang mencakup hampir 20 persen dari seluruh kematian global.
Penyebab sepsis biasanya adalah infeksi bakteri, tetapi bisa juga disebabkan oleh infeksi lain, seperti virus, parasit, atau jamur.
Selain itu, ada faktor risiko sepsis yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca juga: Kenali Apa Itu Syok Sepsis dan Penyebabnya
Dikutipd ari Everyday Health, berikut enam faktor risiko sepsis:
Sakit kritis atau pernah didiagnosis menderita masalah medis lainnya merupakan salah satu faktor risiko sepsis.
Faktanya, sepsis lebih sering terjadi pada orang yang memiliki berbagai masalah kesehatan, seperti kanker, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, penyakit ginjal, dan HIV atau AIDS.
Hubungan antara penyakit kronis dan sepsis berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.
Penyakit yang berlangsung terus-menerus dan berlangsung lama dapat memberikan terlalu banyak tekanan pada tubuh karena melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mempersulit tubuh untuk membangun pertahanan terhadap infeksi.
Usia adalah faktor risiko lain untuk sepsis. Meskipun sepsis dapat terjadi pada siapa saja, penyakit ini umum terjadi pada orang-orang lanjut usia.
Sebab, memang ada hubungan antara usia dan penyakit kronis, seperti hipertensi, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), gagal jantung kongestif, diabetes, dan obesitas.