Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Depresi Naik 40 Persen pada Wanita Saat Perimenopause

Kompas.com - 03/05/2024, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa wanita pada tahap perimenopause memiliki peningkatan risiko mengalami depresi.

Perimenopause adalah periode sebelum menopause yang ditandai dengan penurunan fungsi ovarium secara bertahap dan berhentinya masa reproduksi.

Melansir Medical Daily pada Kamis (2/5/2024), perimenopause terjadi sekitar tiga sampai lima tahun sebelum timbulnya menopause dan berlangsung hingga satu tahun setelah menstruasi terakhir seorang wanita.

Baca juga: Kenali Apa Itu Menopause Dini, Penyebab, dan Tanda-tanda

Pada tahap ini, kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi, sehingga menyebabkan gejala menopause, termasuk perubahan suasana hati dan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tahapan menopause yang berbeda dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala dan diagnosis depresi.

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders, terdapat peningkatan risiko depresi pada tahap perimenopause sebesar 40 persen dibandingkan dengan tahap pramenopause.

Namun, penelitian tersebut tidak menemukan peningkatan risiko depresi secara signifikan pada tahap pascamenopause dibandingkan wanita perimenopause.

Baca juga: Cara Mengobati Menopause Dini yang Perlu Diketahui Para Wanita

Temuan ini didasarkan pada meta-analisis dari tujuh penelitian yang melibatkan 9.141 wanita dari seluruh dunia yang mengevaluasi bagaimana berbagai tahapan menopause dikaitkan dengan depresi.

“Studi ini menunjukkan bahwa wanita dalam tahap perimenopause secara signifikan lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan sebelum atau sesudah tahap ini. Temuan kami menekankan pentingnya mengakui bahwa wanita dalam tahap kehidupan ini lebih rentan mengalami depresi," kata penulis senior Dr. Roopal Desai dalam siaran persnya.

Dr. Desai melanjutkan bahwa penelitian ini juga menggarisbawahi perlunya untuk memberikan dukungan dan pemeriksaan bagi wanita guna membantu mengatasi kebutuhan kesehatan mental mereka secara efektif.

Profesor Aimee Spector yang juga penulis dalam penelitian ini turut mengatakan bahwa perempuan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidup mereka untuk menghadapi gejala-gejala menopause yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

Baca juga: 6 Komplikasi Menopause Dini yang Perlu Diwaspadai Wanita

Ia mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan betapa signifikannya penderitaan kesehatan mental perempuan selama masa perimenopause.

"Kita memerlukan kesadaran dan dukungan yang lebih besar untuk memastikan mereka menerima bantuan dan perawatan yang tepat baik secara medis, di tempat kerja dan di rumah,” kata Profesor Spector.

Namun, ada keterbatasan tertentu dalam penelitian ini.

Kriteria dan ukuran yang digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengevaluasi tahap menopause dan depresi bervariasi, sehingga menyebabkan variabilitas pada beberapa hasil.

Selain itu, hanya ada penelitian terbatas yang membandingkan tahap perimenopause dan pascamenopause.

Baca juga: Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Gejala Menopause Berat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau