KOMPAS.com - Biji ketumbar tidak hanya bisa digunakan sebagai bumbu masakan, tetapi juga obat rumahan.
Mengutip Draxe, potensi kegunaan biji ketumbar sebagai obat rumahan ini karena adanya kandungan senyawa bioktif yang menghasilkan beragam aktivitas farmakologis.
Itu termasuk kemampuannya untuk bertindak sebagai antimikroba, anti-epilepsi, antidepresan, antimutagenik, anti-inflamasi dan penghambat kecemasan.
Baca terus artikel ini untuk tahu apa saja potensi manfaat biji ketumbar bagi kesehatan.
Baca juga: Kenali Manfaat dan Efek Samping Biji Ketumbar
Berikut macam potensi kegunaan biji ketumbar untuk kesehatan yang perlu diketahui:
Dikutip dari Draxe, biji ketumbar dan minyaknya memiliki efek menurunkan gula darah.
Efek ini sebenarnya sangat terapeutik, sehingga orang yang menderita gula darah rendah atau sedang mengonsumsi obat penurun gula darah diingatkan untuk berhati-hati dalam menggunakan produk ketumbar.
Jika Anda ingin mengatasi diabetes dengan obat alami, Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan biji ketumbar.
Berbagai penelitian pada hewan mendukung gagasan ini dan menunjukkan bahwa ini dapat membantu merangsang sekresi insulin dan menurunkan gula darah.
Biji ketumbar juga memiliki efek seperti obat antispasmodik, sehingga bermanfaat untuk meringankan ketidaknyamanan dalam sistem pencernaan.
Efek ini mengendurkan otot-otot pencernaan yang berkontraksi. Kontraksi otot pencernaan bisa menyebabkan ketidaknyamanan di perut.
Baca juga: Kandungan Biji Ketumbar dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketumbar merupakan salah satu rempah-rempah yang memiliki efek antimikroba yang kuat terhadap patogen bawaan makanan.
Saat Anda menambahkan biji ketumbar dalam masakan Anda, sebenarnya Anda memberikan perlindungan terhadap risiko keracunan makanan.
Rempah ini sebenarnya mengandung senyawa antibakteri yang secara khusus dapat melawan Salmonella choleraesuis.
Sebuah studi di Journal of Agricultural and Food Chemistry secara khusus menunjukkan aktivitas antibakteri ketumbar terhadap Salmonella.