Artinya, seiring berjalannya waktu, pola makan tinggi gula menghalangi otak untuk mengetahui kapan seseorang sudah cukup makan.
Akibatnya, pola makan ini dapat memicu Anda mengalami obesitas.
Baca juga: Pakar: Pemanis dalam Produk No Sugar Bisa Lebih Bahaya
Gula cepat dicerna dan dilepaskan ke dalam aliran darah. Sehingga, makanan manis dapat dengan cepat menyebabkan lonjakan gula darah.
Hal itu membuat konsumsi gula berlebih seiring waktu akan menyebabkan seseorang berisiko terkena diabetes tipe 2.
Peningkatan tekanan darah juga menjadi efek samping terlalu banyak makan manis.
Dampak langsungnya karena ketika gula darah tinggi, tekanan darah juga dapat meningkat.
Jika Anda memiliki kebiasaan terlalu banyak makan manis, ada kecenderungan juga Anda memiliki pola makan tidak sehat secara keseluruhan seperti konsumsi garam berlebihan dan kurang minum air putih.
Menurut Eat This, asupan gula berlebih dicerna dan disimpan dalam tubuh sebagai lemak.
Kelebihan lemak tubuh dikaitkan dengan peningkatan timbunan lemak di hati yang juga dikenal sebagai penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
Penyakit ini dapat menempatkan Anda pada risiko lebih besar terkena diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Baca juga: Apa Efek Sering Minum Manis? Ini Penjelasannya...
Dikutip dari Health, efek samping terlalu banyak makan manis juga dapat mengubah fungsi otak. Ini dikaitkan dengan penurunan kognitif dan gangguan degeneratif seperti penyakit Alzheimer dan demensia.
Sebuah penelitian pada tahun 2019 terhadap lebih dari 1.200 orang dewasa Malaysia berusia di atas 60 tahun menemukan bahwa konsumsi gula berlebihan dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk.
Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mengapa hal itu terjadi.
Tinjauan literatur pada 2015 juga menyimpulkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula menyebabkan berbagai gangguan memori dan kognitif tanpa memandang usia.
Mengonsumsi banyak makanan manis dari gula tambahan dapat menghambat perbaikan kolagen.