KOMPAS.com - Penyakit asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap menyerang orang berusia lanjut atau lansia. Meski demikian, asam urat juga dapat menyerang orang-orang di usia produktif.
Sejatinya, terdapat berbagai faktor yang menyebabkan anak-anak muda mengalami asam urat. Salah satunya, mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan purin dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, seperti daging merah, makanan laut, dan beberapa jenis sayuran.
Saat mengonsumsi makanan tersebut, tubuh memecah purin menjadi asam urat dalam tubuh. Kelebihan asam urat bisa menyebabkan penumpukan kristal di sendi.
Selain itu, gaya hidup tidak sehat dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan meningkatkan risiko asam urat, seperti kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan merokok.
Supaya lebih jelas, berikut gejala asam urat di usia muda yang perlu diketahui.
Salah satu gejala utama asam urat yang dialami banyak orang adalah nyeri sendi intens. Nyeri ini biasanya terjadi di sendi besar, seperti jempol kaki, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, serta siku.
Baca juga: Catat, 10 Makanan Ini Baik Dikonsumsi Penderita Asam Urat
Orang yang mengalami asam urat kerap merasakan gejala tersebut pada malam hari. Pasalnya, tubuh mengalami penurunan suhu pada malam hari. Hal ini menyebabkan darah menjadi kurang efektif dalam melarutkan asam urat. Akibatnya, kristal asam urat lebih mudah mengendap di sendi dan menimbulkan rasa nyeri.
Sendi yang terkena asam urat kerap bengkak dan menjadi merah. Hal ini disebabkan peradangan akibat penumpukan kristal asam urat.
Baca juga: Berapa Asam Urat Normal untuk Pria? Berikut Penjelasannya...
Untuk diketahui, kristal asam urat yang mengendap di sendi memicu respons inflamasi tubuh. Akibatnya, sendi tampak bengkak, kemerahan, serta terasa sangat sakit saat disentuh. Pembengkakan merupakan tanda bahwa tubuh sedang melawan kristal yang menyebabkan iritasi di sendi.
Selain nyeri dan pembengkakan, sendi yang terkena asam urat juga dapat terasa panas. Sensasi panas disebabkan peningkatan aliran darah ke area yang meradang sebagai respons inflamasi.
Baca juga: Apakah Daun Kelor Baik untuk Penderita Asam Urat? Ini Penjelasannya…
Peningkatan aliran darah membawa sel-sel imun untuk melawan peradangan. Hal ini menyebabkan area tersebut terasa lebih hangat ketimbang kulit di sekitarnya. Meski demikian, sensasi panas kerap disertai dengan nyeri yang tajam dan rasa tidak nyaman.
Sejatinya, asam urat bisa diatasi dengan berbagai cara. Kamu bisa mengonsumsi makanan kaya serat untuk membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Selain makanan, kamu juga bisa mengonsumsi minuman untuk mengatasi asam urat. Salah satu susu yang diformulasikan khusus untuk permasalahan sendi, asam urat, dan rematik adalah Ostofit.
Susu terbuat dari susu murni asli yang dipadukan dengan lima herbal alami untuk meningkatkan kesehatan dan kepadatan tulang, yakni jahe, temulawak, sereh, daun salam, serta kayu manis.
Ostofit mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk melawan asam urat, seperti kalsium, protein, vitamin D, fosfor, zink, magnesium, vitamin C, magnesium, antiinflamasi, serta antioksidan.