Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Penanganan Kanker Nasofaring Melalui Identifikasi Ekspresi Gen pada Metastasis Tulang

Kompas.com - 12/07/2024, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Kanker nasofaring, juga dikenal sebagai karsinoma nasofaring (KNF), adalah kanker ganas yang menyerang jaringan nasofaring, yaitu area di atas tenggorokan dan di belakang hidung. Kanker nasofaring merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di daerah kepala dan leher.

Ciri umum kanker nasofaring yaitu adanya tonjolan atau benjolan di sekitar leher. Dilansir dari American Cancer Society, berikut gejala kanker nasofaring lainnya:

  • Gangguan pendengaran, seperti nyeri telinga dan perasaan penuh pada satu sisi telinga
  • Hidung tersumbat atau pilek terus menerus
  • Sering mimisan
  • Penglihatan kabur, berbayang, atau ganda (diplopia)
  • Sakit kepala
  • Wajah nyeri atau mati rasa
  • Kesulitan membuka mulut dan berbicara
  • Susah bernapas.

Baca juga: 10 Tanda-tanda Kanker Nasofaring yang Perlu Diwaspadai

Jika tidak ditangani dengan baik, kanker nasofaring dapat menimbulkan komplikasi berbahaya yang memengaruhi tenggorokan, saluran napas, tulang, dan otak.

Kanker nasofaring juga dapat menyebar ke organ lain, seperti kelenjar getah bening di sekitar leher, paru-paru, dan hati.

Untuk itu, simak pemaparan mengenai penanganan kanker nasofaring dengan identifikasi ekspresi gen pada metastasis tulang berikut.

Bagaimana penanganan kanker nasofaring?

Penelitian menemukan penanganan kanker nasofaring melalui identifikasi ekspresi gen pada metastasis tulang.

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (12/7/2024), studi mengenai penanganan kanker nasofaring dilakukan oleh dr. Rahmat Cahyanur, SpPD, K-HOM dalam sidang Program Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Indonesia (UI).

Penelitian dilakukan mengingat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, kanker nasofaring menjadi jenis kanker kepala dan leher yang paling banyak ditemukan dengan angka kejadian mencapai 28,4 persen kasus.

Tingkat kematian akibat kanker nasofaring di Indonesia adalah yang tertinggi kedua di Asia setelah Tiongkok.

Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang tumbuh di bagian atas tenggorokan, tepat di belakang hidung, yakni pada lapisan jaringan mukosa di wilayah nasofaring.

Sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya atau bermetastasis yang menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian akibat kanker.

Untuk itu, profil metastasis tulang primer pada kanker nasofaring perlu diketahui berdasarkan demografi, lokasi metastasis, serta gambaran radiologis.

Baca juga: 9 Kemungkinan Penyebab Kanker Nasofaring yang Perlu Diwaspadai

Selain itu, perlu diketahui pula perbedaan ekspresi gen pada kanker nasofaring dengan metastasis tulang, tanpa metastasis tulang, serta dengan metastasis organ lain.

Dalam penelitian ini, Dr. Rahmat melibatkan 95 subjek penelitian yang terdiri atas 64 pasien dengan metastasis dan 31 pasien tanpa metastasis, dengan mayoritas subjek adalah laki-laki.

Dari seluruh pasien dengan metastasis, 73,4 persen mengalami penyebaran sel kanker ke tulang, terutama tulang punggung (70,2 persen), tulang iga dan/atau dada (57,4 persen), serta tulang panggul (27,7 persen).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau