KOMPAS.com - Kanker leher rahim atau kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita dengan mortilitas atau angka kematian mencapai 50 persen. Lantas, apakah kanker serviks dapat dicegah?
Ternyata, pencegahan kanker serviks bisa dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat, menjaga kebersihan, serta deteksi dini.
Untuk lebih jelasnya, berikut gejala kanker serviks dan pencegahan yang dapat diupayakan.
Baca juga: Vaksin HPV Pria Bisa Cegah Kanker Serviks pada Pasangannya Ketika Berhubungan Intim
Dilansir dari Cleveland Clinic, kanker serviks adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel serviks atau leher rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina.
Gejala kanker serviks dapat bervariasi tergantung stadium atau tingkat keparahan yang dialami penderita.
Tanda-tanda kanker serviks stadium awal, meliputi:
Sementara, gejala kanker serviks stadium akhir, misalnya kesulitan buang air kecil, rasa sakit yang menusuk di perut, nyeri di dalam rongga panggul atau punggung dan tulang, kebocoran urine atau tinja ke dalam vagina.
Terbentuknya lubang abnormal antara vagina dengan organ tubuh lain (fistula vagina) juga bisa menjadi ciri kanker leher rahim stadium akhir.
Gejala lain juga dapat muncul sesuai dengan lokasi penyebaran sel kanker.
Baca juga: 9 Gejala Kanker Serviks Stadium Awal yang Penting untuk Dikenali
Menurut WHO, perjalanan penyakit kanker membutuhkan waktu lama, sehingga kanker serviks dapat dicegah.
Caranya dengan melakukan pemeriksaan sedini mungkin melalui skrining kanker serviks yaitu papsmear dan inspeksi visual asam asetat (IVA), tes HPV DNA, HPV mRNA, pemberian vaksinasi HPV pada wanita usia 9-14 tahun.
Selain itu, ada gaya hidup sehat yang dapat membantu mencegah kanker serviks pada wanita.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis onkologi dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk, menjelaskan, gaya hidup sehat itu berupa olahrag teratur.
“Gaya hidup yang baik, olahraga yang baik, deteksi dini dan melakukan vaksinasi itu sudah cukup untuk menghindari seorang perempuan dari kanker serviks,” kata Kartiwa, seperti ditulis Antara, Selasa (6/8/2024).
Dokter yang berpraktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu menyampaikan, virus humanpapilloma yang bersarang di leher rahim wanita dapat tumbuh akibat tidak berolahraga dan pola makan yang tidak tepat.
Makanan yang bisa meningkatkan risiko kanker serviks, meliputi makanan ultraproses, seperti daging olahan, frozen food, minuman bersoda, makanan kemasan, dan mengandung pengawet berlebihan.
Baca juga: 6 Metode Deteksi Kanker Serviks
Kartiwa juga menyebut bahwa penyebaran virus HPV bisa dari dudukan toilet umum yang tidak dibersihkan berkala.
“Apakah dari dudukan toilet bisa terkena virus HPV? Bisa saja, virus itu bisa ditemukan di mana saja dan hebatnya HPV bisa tahan berminggu-minggu. Jadi, bagaimana menjaga menghindari supaya tidak terkena virus HPV kita usaha untuk jaga kebersihan saja,” kata Kartiwa.
Kartiwa menyebut kanker serviks termasuk penyebab kematian terbanyak di Indonesia yang berhubungan dengan kehamilan yakni sekitar 250 ribu kematian menurut data WHO.
Laki-laki juga bisa terpapar virus HPV, namun, kejadiannya sedikit dan bisa menyerang organ tubuh lainnya seperti kanker tenggorokan dan kanker di daerah kemaluan pria.
Untuk menekan kasus kanker akibat virus HPV, pemerintah Indonesia melakukan sosialisasi terkait pentingnya vaksinasi.
Vaksin HPV bahkan diberikan secara gratis dengan harapan pada 2027 terdapat 90 persen perempuan Indonesia berumur 15 tahun yang sudah divaksin.
Bagi yang sudah menikah, mereka dapat melakukan pencegahan kanker serviks dengan skrining melalui pemeriksaan pap smear atau tes IVA 1-2 tahun sekali. Saat ini tes tersebut sudah ditanggung oleh BPJS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.