Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Angina Pectoris yang Sering Dijuluki 'Angin Duduk'

Kompas.com - 13/08/2024, 10:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - 'Angin duduk' kerap kali disalahpahami oleh masyarakat awam sebagai masalah kesehatan ringan yang diatasi dengan dikerok atau mengoleskan tubuh dengan minyak kayu putih.

Dalam dunia medis, 'angin duduk' merupakan kondisi yang disebut dengan istilah angina pectoris.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Angin Duduk dalam Dunia Medis? Ini Ulasannya...

Mengutip Cleveland Clinic, angina pectoris adalah masalah kesehatan yang paling umum disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri koroner.

Angina pectoris yang parah atau akut menandakan serangan jantung dan memerlukan pertolongan medis segera.

Untuk mengetahui fakta tentang angina pectoris baca terus artikel ini.

Baca juga: Pakar Sebut Gejala Angin Duduk Bisa Menyerupai Sakit Maag

Apa itu angina pectoris?

Angina pectoris merupakan salah satu jenis angina yang paling umum.

Angina adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan yang terjadi saat jantung tidak menerima cukup darah kaya oksigen.

Ini bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala atau tanda peringatan penyakit jantung.

Angina pectoris adalah jenis nyeri dada yang terjadi ketika kebutuhan jantung akan oksigen tidak terpenuhi oleh jumlah darah yang disuplai ke jantung.

Kondisi yang sering disebut 'angin duduk' ini adalah nyeri dada singkat, yang berlangusng mungkin lima menit atau kurang, seperti yang dikutip dari Mayo Clinic.

Namun, pada akhirnya kondisi ini bisa mengakibatkan sindrom koroner akut.

Orang dewasa yang lebih tua dan memiliki penyakit jantung biasanya menderita angina pectoris.

Baca juga: Viral Sopir Taksi Diduga Alami Angin Duduk, Ini Cara Pertolongan Pertama Menurut Dokter...

Apa penyebab angina pectoris?

Dikutip dari Cleveland Clinic, angina pectoris paling sering terjadi pada cuaca dingin dan selama Anda beraktivitas fisik yang cukup berat, di mana tubuh berusaha mengerahkan tenaga.

Saat itu, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dari biasanya, tetapi tidak bisa memenuhinya karena ada masalah pada jantung yang memompa dan mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.

Dalam kebanyakan kasus, penyebab 'angin duduk' ini adalah penyakit jantung koroner.

Saat terdapat aterosklerosis yang menciptakan penyumbatan atau halangan di arteri koroner Anda, sehingga jumlah darah yang dapat mencapai otot jantung Anda menjadi terbatas.

Penyebab lainnya termasuk:

  • Gagal jantung
  • Masalah dengan katup jantung
  • Masalah dengan irama jantung
  • Hipertiroidisme
  • Anemia

Baca juga: 9 Cara Mendiagnosis Angin Duduk yang Harus Diketahui

Apa gejala angina pectoris?

Mengutip Medline Plus, gejala angina pectoris yang paling umum adalah nyeri dada. Biasanya, nyeri dada terasa seperti sesak, tertekan berat, terjepit, atau seperti diremas.

Nyeri ini dapat menjalar ke:

  • Lengan (paling sering kiri)
  • Punggung
  • Rahang
  • Leher
  • Bahu

Baca juga: 16 Penyebab dan Faktor Risiko Angin Duduk yang Harus Diwaspadai

Rasa nyerinya mirip seperti orang mengalami gangguan pencernaan, sehingga sering disalahpahami.

Nyeri angina stabil paling sering dimulai secara perlahan dan memburuk selama beberapa menit berikutnya sebelum menghilang.

Nyeri dada akibat kondisi yang oleh masyarakat awam dijuluki sebagai 'angin duduk' ini akan membaik atau menghilang saat Anda menghentikan atau memperlambat aktivitas berat Anda.

Adapun gejala 'angin duduk' lainnya adalah:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Pusing atau sakit kepala ringan
  • Mual, muntah, dan berkeringat
  • Palpitasi

Serangan angina pectoris dapat terjadi kapan saja sepanjang hari. Sering kali, serangan terjadi antara pukul 6 pagi hingga siang hari.

Baca juga: Kenali Apa Itu Angin Duduk, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau