Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Manfaatkan AI untuk Prediksi Risiko Sindrom Metabolik

Kompas.com - 16/08/2024, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Untuk mendiagnosis sindrom metabolik diperlukan tes laboratorium, tekanan darah, dan pengukuran bentuk tubuh, tetapi tidak ada strategi skrining rutin yang diterima secara luas karena pengukuran ini tidak selalu tersedia atau dapat direproduksi dengan cara yang sama.

"Penelitian kecil ini menemukan bahwa mengukur indeks volume tubuh pasien secara digital dengan pencitraan 3D memberikan pengukuran yang sangat akurat terhadap bentuk dan volume di area-area kritis di mana lemak visceral yang tidak sehat tertimbun, seperti perut dan dada," kata Francisco Lopez-Jimenez, M.D., direktur Pencegahan Kardiologi di Mayo Clinic di Rochester dan penulis senior penelitian ini.

Baca juga: Memahami Sindrom Metabolik dan Cara Mencegahnya

Kemudian, Lopez-Jimenez mengatakan bahwa pemindaian 3D juga bisa merekam volume pinggul, pantat, dan kaki, ukuran yang berkaitan dengan massa otot dan lemak sehat.

"Informasi 3D tentang volume tubuh di daerah-daerah utama ini, baik dari pemindai 3D yang besar dan tidak bergerak atau dari aplikasi seluler, secara akurat menandai keberadaan dan tingkat keparahan sindrom metabolik dengan menggunakan pencitraan alih-alih tes invasive," ungkapnya.

Ke depannya, ia mengharapkan para penliti bisa melakukan langkah selanjutnya dengan memperluas sampel subjek penelitian agar lebih beragam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau