KOMPAS.com - Sindrom metabolik merupakan kumpulan kondisi yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, strokem dan diabetes tipe 2.
Kondisi tersebut bisa berupa tekanan darah dan gula darah yang tinggi, penumpukan lemak perut, dan kadar kolesterol yang tidak seimbang.
Faktor utama pemicu sindrom metabolik adalah obesitas dan resistensi insulin.
Namun, kondisi ini juga bisa dipicu oleh usia, gen, gaya hidup pasif, atau wanita yang menderita sindrom ovarium polikistik.
Baca juga: Mengapa Stres Bisa Sebabkan Berat Badan Turun?
Sindrom metabolik bisa memicu risiko kesehatan kronis seperti berikut:
Sebagian besar penderita sindrom metabolik tidak mengalami gejala yang jelas. Namun, salah satu tanda bisa dilihat dari peningkatan ukuran lingkar pinggang.
Penderita sindrom metabolik yang memiliki tingkat gula darah tinggi juga bisa mengalami peningkatan rasa haus dan buang air kecil, kelelahan, dan gangguan penglihatan. Secara rinci, berikut gejala yang bisa dialami penderita sindrom metabolik:
Untuk mencegah sindrom metabolik, bisa dilakukan dengan menjaga ukuran lingkar pinggang, tekanan darah, dan tingkat kolesterol agar tetap seimbang.
Hal ini bisa kita upayakan dengan rutin olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
Baca juga: Mengapa Wanita Rentan Alami Tekanan Darah Tinggi?
Rutin berolahraga juga menjadi aspek penting dalam mencegah sindrom metabolik.
Pasalnya, olahraga membantu menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, dan tingkat kolesterol.
Selain itu, kita juga harus melakukan pemeriksaan fisik yang teratur untuk mengetahui tingkat gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.