Terdapat gejala ISK pada 3,8 persen pria dan 31,8 persen wanita.
Wanita lebih mungkin terkena ISK karena uretra mereka lebih pendek dan lebih dekat ke anus (tempat kotoran keluar dari tubuh), sehingga memudahkan kuman untuk masuk.
Wanita dengan diabetes lebih mungkin terkena infeksi jamur di vagina karena kadar gula darah yang tinggi membuat jamur lebih mudah tumbuh.
Perubahan hormon, penggunaan antibiotik yang sering, dan lingkungan vagina juga dapat meningkatkan risiko.
Gejala infeksi jamur vagina meliputi gatal, nyeri, atau bengkak pada vagina, keputihan, dan hubungan seksual yang menyakitkan.
Baca juga: Cara Penderita Diabetes Tetap Bisa Menikmati Es Krim
Wanita dengan diabetes lebih mungkin menunjukkan gejala terkait vaginosis bakterialis.
Vaginosis bakterialis terjadi ketika keseimbangan pH bakteri dalam vagina tidak seimbang.
Gejala vaginosis bakterialis meliputi keluarnya cairan encer, berwarna abu-abu atau putih, dan bau amis, terutama setelah berhubungan seks.
Gejala diabetes pada wanita juga meliputi siklus menstruasi yang tidak teratur.
Gula darah tinggi, insulin rendah, fluktuasi berat badan, atau suntikan insulin adalah contoh faktor yang dapat mengubah hormon wanita seperti estrogen, yang menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Ketidakteraturan menstruasi lebih umum terjadi pada diabetes tipe 1 dibandingkan pada tipe 2.
Baca juga: Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Es Krim? Ini Ulasannya...
PCOS dan diabetes memiliki hubungan dua arah, yang berarti keduanya dapat meningkatkan risiko satu sama lain.
PCOS adalah kondisi terkait hormon yang menyebabkan banyak kista kecil pada ovarium dan kadar hormon androgen yang tinggi.
Orang yang menderita PCOS dan obesitas klinis memiliki kemungkinan delapan kali lebih besar untuk terkena diabetes tipe 2.
Sekitar 50-80 persen wainta dengan PCOS memiliki resistensi insulin, yang menyebabkan risiko diabetes lebih tinggi.