Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mencegah Penularan Mpox Menurut Dokter Spesialis Kulit

Kompas.com - 02/09/2024, 12:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Virus mpox varian Clade 1b sudah sampai di Thailand dan Singapura. Varian ini berbeda dengan tipe sebelumnya, yakni Clade II.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di RSUD dr. Moewardi Solo, dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK(K), menerangkan dibandingkan dengan varian Clade II, tingkat severitas atau keparahan pada kasus mpox akibat varian Clade 1b relatif lebih tinggi dan angka kematiannya juga lebih besar.

Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia patut waspada.

Baca juga: 2 Fase Gejala Mpox yang Perlu Diwaspadai Menurut Dokter Spesialis Kulit

Pras menjelaskan, varian Clade 1b dapat ditularkan dari manusia ke manusia atau human to human. Tetapi, menurut dia, sebagian besar terjadinya penularan adalah akibat kontak seksual.

"Sehingga kontak erat dan kontak seksual merupakan pintu masuk utama varian ini," katanya saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (30/8/2024).

Waspada mpox serang anak-anak

Pras menambahkan, kewaspadaan perlu ditingkatkan apabila penyakit monkeypox sampai menyerang anak-anak dengan tingkat paparan tinggi atau terhadap anak-anak dengan penyakit penyerta.

Dokter yang juga menjadi anggota Satgas Mpox PB Ikatan Dokter Indonesia itu menyebut, status imunitas yang rendah pada anak-anak dapat menyebabkan kejadian yang fatal, bahkan bisa menyebabkan kematian.

"Menurut catatan, mpox diperkirakan memiliki case fatality rate hingga 0-11 persen dengan sebagian besarnya (kematian) menimpa anak-anak," jelas dia.

Pras menjelaskan, ada beberapa penyakit lain yang mirip dengan mpox, termasuk penyakit kulit bernanah (pyoderma), kudis, campak, atau cacar air (Varicella).

Sayangnya, untuk kasus mpox, sampai saat ini belum ada terapi yang memadai.

"Pengobatan bersifat suportif dan simptomatik dengan tujuan meringankan keluhan pasien dan mencegah komplikasi yang kemungkinan bisa terjadi," terang dia.

Menurut dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menjelaskan strategi penanganan mpox di Indonesia akan dititikberatkan pada tiga kegiatan strategik, yaitu surveilance, terapetik, dan vaksinasi.

Baca juga: Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksin Mpox? Berikut Penjelasan Kemenkes

Upaya pencegahan mpox

Pras mengimbau masyarakat tidak menganggap remeh mpox, tapi tidak perlu cemas secara berlebihan.

Ia menegaskan, upaya pencegahan diri sendiri, keluarga, dan komunitas adalah langkah penting dalam mencegah penularan mpox varian Clade 1b.

Dokter yang juga menjadi pengajar di FK UNS Solo itu menekankan, mpox secara garis besar menular melalui kontak langsung dengan ruam bernanah di kulit, termasuk saat berhubungan seksual.

"Oleh karena itu, hindari risiko. Orang yang berhubungan seks dengan banyak pasangan dan berganti–ganti, berisiko tinggi tertular mpox. Kelompok risiko utama adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis. Jangan berhubungan seks dengan pasangan yang menunjukkan gejala mpox seperti ruam bernanah di kulit," imbaunya.

Pras menambahkan, secara pribadi, masyarakat juga perlu menggunakan masker, terutama ketika mengetahui diri sendiri atau orang di sekitar diduga menderita mpox.

Sebab, penularan mpox juga dapat melalui droplet atau percikan airi liur.

Namun, perlu dipahami, penularan mpox berbeda dengan penularan Covid-19.

Baca juga: Anak-anak Paling Menderita Jika Tertular Mpox

Penularan Mpox melalui droplet biasanya membutuhkan kontak erat yang lama sehingga kasus penularan melalui droplet lebih banyak terjadi pada anggota keluarga yang tinggal serumah ataupun kontak erat lainnya.

"Siapa saja yang mencurigai memiliki gejala mpox jangan ragu untuk segera konsultasi ke faskes terdekat," jelas Pras.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau