Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Aneurisma Otak, Masalah Pembuluh Darah yang Picu Stroke

Kompas.com - 06/09/2024, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Aneurisma otak adalah suatu kelemahan pada pembuluh darah di otak yang menggelembung dan terisi darah. Kondisi ini mengakibatkan timbulnya tonjolan di pembuluh darah dan berisiko pecah (ruptur) di kemudian hari.

Dokter spesialis saraf dr. Beny Rilianto Sp.N, Subsp.NIOO(K), FINA, M.Epid. menganalogikan aneurisma otak dengan balon yang semakin lama kian membesar sehingga akan mencapai batas tertentu dan seiring waktu dapat pecah.

Baca juga: 7 Penyebab Stroke Pendarahan Otak, Bisa Hipertensi sampai Aneurisma

Faktor risiko penyebab aneurisma otak, antara lain genetika, hipertensi, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan kondisi sindrom tertentu seperti sindrom Ehlers-Danlos.

Wanita juga lebih berisiko mengalami aneurisma dibandingkan pria dengan rasio sekitar dua banding satu.

Secara umum, aneurisma otak terbagi dalam dua kelompok utama, yakni aneurisma yang pecah (ruptur) dan yang tidak pecah (non-ruptur).

Aneurisma otak yang pecah menjadi kondisi serius dan perlu diwaspadai, karena dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, terutama jika pecah.

Benny menjelaskan, bahaya aneurisma otak adalah dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid atau suatu bentuk serangan stroke. Hal ini biasanya ditandai dengan sakit kepala hebat dan penurunan kesadaran.

Dikutip dari Mayapada Hospital, gejala lain berupa penglihatan ganda, mual muntah, sulit berbicara, sulit berjalan, lemah atau lumpuh pada salah satu sisi tubuh, dan kejang.

Seseorang yang mengalami gejala aneurisma otak memerlukan penanganan segera untuk mencegah risiko kecacatan.

Baca juga: 5 Penyebab Penglihatan Ganda, Mata Kering hingga Aneurisma Otak

 

Sementara itu, aneurisma yang tidak pecah umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga beberapa orang memiliki aneurisma di otaknya tanpa pernah menyadarinya.

"Nah untuk aneurisma yang tidak pecah ini, beberapa kasus memang tidak ada gejala, kalau aneurisma belum pecah. Namun, ada beberapa kondisi jika aneurismanya ini terletak pada area-area tertentu di otak, dia bisa mengakibatkan adanya muncul gejala, karena akibat efek desakan dari aneurisma," ungkap Beny, seperti ditulis Antara, Kamis (5/9/2024).

Walaupun belum tentu dia pecah, beberapa kasus itu yang paling sering adalah gangguan pada gerakan bola mata," imbuhnya.

Dalam banyak kasus, aneurisma baru terdeteksi melalui pencitraan medis, seperti neuroimaging, yang membantu dokter dalam mengidentifikasi potensi risiko dan menentukan langkah penanganan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau