KOMPAS.com - Serat makanan memiliki manfaat untuk meningkatkan peluang hidup panjang umur dengan mengurangi risiko beberapa penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan kanker tertentu.
Mengutip Harvard TH Chan School of Public Health, sebagian besar karbohidrat dipecah menjadi molekul gula yang disebut glukosa.
Namun, serat merupakan jenis karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Nutrisi penting ini dibagi dua jenis yaitu serat larut dan tidak larut dalam air.
Baca juga: Kemarahan Singkat Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Merujuk Kementerian Kesehatan RI, setiap orang memiliki kebutuhan serat yang berbeda tergantung usia dan jenis kelamin.
Secara umum, anak-anak dan orang dewasa membutuhkan serat antara 11 sampai 37 gram per orang per hari.
Dengan mengonsumsi cukup serat kesehatan dapat terjaga dengan mengurangi sejumlah risiko penyakit.
Baca terus artikel ini untuk mengetahui sejumlah risiko penyakit yang bisa dikurangi berkat manfaat serat.
Baca juga: Studi Baru: Bakteri Tertentu di Usus Kurangi Risiko Penyakit Jantung
Disari dari Harvard TH Chan School of Public Health dan Eating Well, berikut beberapa risiko penyakit yang bisa dikurangi berkat serat:
Serat larut menarik air di dalam usus, membentuk gel, yang dapat memperlambat pencernaan. Ini dapat membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan dan mengurangi rasa lapar.
Pengendalian gula darah dan berat badan penting karena keduanya merupakan faktor risiko diabetes, suatu kondisi yang melipatgandakan risiko terkena penyakit jantung.
Studi epidemiologi menemukan bahwa asupan serat makanan yang tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan kematian akibat penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.
Baca juga: 7 Risiko Penyakit Akibat Seks Anal Beserta Gejalanya
Sebuah studi pada 2020 yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes Investigation menemukan bahwa asupan serat makanan yang lebih tinggi secara keseluruhan dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.
Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa serat tidak larut adalah jenis serat terbaik untuk menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Para peneliti percaya bahwa manfaat serat ini karena serat bisa mengontrol kadar gula darah, menciptakan mikrobioma usus yang lebih sehat, dan menurunkan peradangan dalam tubuh yang dapat membantu mencegah perkembangan diabetes.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi serat yang lebih tinggi menurunkan risiko kanker, terutama kanker kolorektal dan payudara.
Dalam tinjauan 2020 di The American Journal of Clinical Nutrition, peneliti menemukan bahwa asupan serat yang lebih tinggi, khususnya yang berasal dari biji-bijian utuh, mampu menurunkan risiko kanker kolorektal.
Sebuah studi kohort prospektif yang melibatkan lebih dari 90.000 wanita premenopause menemukan bahwa asupan serat yang lebih tinggi serta mengonsumsi serat selama masa remaja mengurangi risiko kanker payudara.
Ketika membandingkan asupan serat tertinggi dengan terendah, terdapat penurunan risiko kanker payudara sebesar 25 persen.
Baca juga: 6 Risiko Penyakit Jantung Lemah dan Gejalanya yang Harus Anda Waspadai
Manfaat serat yang paling umum diketahui adalah mengurangi risiko sembelit.
Ada berbagai alasan mengapa serat mengurangi sembelit.
Beberapa jenis serat larut mengikat air, menciptakan gel yang membantu melunakkan dan menambah feses.
Serat tidak larut dapat merangsang sekresi air dan lendir untuk mendorong pergerakan feses.
Divertikulosis adalah kondisi di mana "kantong" kecil yang disebut divertikula terbentuk di usus bagian bawah.
Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang rendah serat dan tinggi daging merah serta makanan olahan merupakan faktor utama penyakit ini.
Dengan rutin mengonsumsi cukup serat, risiko penyakit ini bisa dikurangi. Studi kohort besar menunjukkan efek perlindungan ini bisa didapat khususnya dari serat dari buah-buahan, biji-bijian, dan sayur-sayuran.
Dengan berkurangnya beberapa risiko penyakit, mengonsumsi cukup serat bisa meningkatkan peluang hidup panjang umur.
Menurut tinjauan pada 2022 dalam Journal of Translational Medicine, orang yang mengonsumsi cukup serat total, termasuk serat larut dan tidak larut, memiliki peluang lebih rendah untuk meninggal dini akibat apa pun.
Baca juga: Apa Risiko Penyakit Diabetes? Ini Penjelasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.