Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2024, 19:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Melalui CT-scan diketahui saraf di otak “Eyang Putri” mengalami pengerutan, kemudian oleh psikiater dinyatakan mengalami Alzheimer, penyakit yang masih asing bagi semua anggota keluarga.

Baca juga: Penyakit Alzheimer Akan Jadi Pencuri Bahagia di Masa Tua

Gejala Alzheimer yang semakin parah

Sejak didiagnosis Alzheimer, “Eyang Putri” rutin mengonsumsi obat dari dokter saraf dan psikiater serta harus medical check up setiap bulannya.

Dukungan keluarga juga didapat “Eyang Putri” dengan mengobrol dan ditemani jalan-jalan di kompleks rumah sesekali.

Namun, gangguan memori, perilaku, dan kepribadian “Eyang Putri” tetap bertambah parah diikuti dengan munculnya halusinasi dan delusi.

Novi mengatakan, ibunya lupa hal-hal yang baru terjadi, tetapi lebih ingat kejadian masa lalu.

“Bapakku dikira bapaknya eyang, ‘bapak ikut’, bapakku diikuti kemana saja,” ucap Annisa.

“Ibuku, dipanggil ibu. Kalau pulang kerja, selalu disambut, ‘Ya Allah ibu, aku tunggu’,” tambah Annisa.

Sementara, sambil tertawa geli Novi bercerita, “Ibu minta ditelponkan suaminya yang sudah meninggal. Saya pura-pura telpon dan bilang bapak sedang pergi.”

“Paling parah Dita,” ucap Annisa sepotong. Dita adalah keponakan dari suami Novi, ayah dari Annisa.

Saat itu, siang di rumah hanya ada Dita yang berniat hati datang untuk menemani “Eyang Putri” di saat yang lain kerja dan kuliah.

Namun, ia justru diteriaki maling oleh “Eyang Putri”. Berkali-kali Dita menjelaskan, tapi tidak dipahami.

Anak SMP itu pun menjadi menangis, ketika tetangga mulai berdatangan mendengar teriakan “Eyang Putri” yang masih bersikeras mencurigainya maling.

Kecurigaan “Eyang Putri” hilang ketika suami Novi mengangkat telpon tetangga dan menjelaskannya.

Baca juga: Apa Penyakit Alzheimer Hanya Menyerang Orang Tua? Ini Kata Psikiater...

Terjadi komplikasi penyakit

Novi mengatakan bahwa hasil medical check up “Eyang Putri” secara keseluruhan selalu menunjukkan hal yang positif, sistem metaboliknya sehat, seperti gula darah, tekanan darah, dan kolesterol.

Namun, “Eyang Putri” terkena osteoporosis, yang semakin lama membuatnya tidak bisa berjalan setelah sempat jatuh.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau