Setiap hari setelah itu, “Eyang Putri” yang dulu suka berpergian dan dandan necis, hanya menghabiskan waktu di atas kasur hingga muncul luka baring.
Ia menunggu anggota keluarga atau caregiver yang disewa anak-anaknya untuk datang membersihkan badannya dan memberikan makanan, minuman, serta obat.
Secara berkala, “Eyang Putri” juga menerima home visit dari rumah sakit.
Baca juga: Kenali Apa Itu Penyakit Alzheimer, Penyebab, dan Gejalanya
Pada 2014, “Eyang Putri” yang necis itu meninggal dunia di usianya yang ke-88 tahun.
Novi dan Annisa, ibu dan anak ini mengaku keluarga mereka merasakan betul susah payahnya merawatan “Eyang Putri” yang merupakan penderita Alzheimer.
Meski, saat itu berat dalam menjalaninya, mereka mengenang pengalaman itu sebagai cerita lucu yang penuh pelajaran.
Dr.Lahargo Kembaren,SpKJ, yang dihubungi Kompas.com pada Kamis (12/9/2024) mengatakan bahwa penyakit Alzheimer membuat sel-sel saraf (neuron) di otak menjadi rusak, sehingga struktur dan fungsinya menjadi terganggu.
Ini adalah penyakit progresif yang mengakibatkan perubahan tidak normal pada otak yang mengatur pikiran, sikap, perilaku, dan perasaan.
“Demensia Alzheimer merupakan gangguan kejiwaan dan kalau boleh saya bilang ini adalah pencuri masa tua yang bahagia,” kata Lahargo.
“Masa tua tidak harus mengalami Alzheimer. Sehingga, slogannya adalah jangan maklum dengan pikun,” imbuhnya.
Baca juga: Peneliti: Banyak Lemak Visceral Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.