KOMPAS.com - Kesepian bisa memengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang sehingga perlu diwaspadai.
Dikutip dari Very Well Mind, kesepian bisa meningkatkan risiko penyalahgunaan alkohol dan narkoba, penyakit jantung dan stroke, perkembangan penyakit Alzheimer, serta depresi hingga bunuh diri.
Penting diketahui, kesepian berbeda dengan sendirian. Kesepian adalah keadaan pikiran.
Baca juga: Apakah Anda Mengalami Kesepian Kronis? Ini Bisa Picu Alzheimer
Sebab, kesepian bisa terjadi pada orang yang memiliki banyak teman atau berada di keramaian orang. Sementara, sendirian belum tentu mengalami kesepian.
Orang yang kesepian sering kali mendambakan kontak dengan orang lain, tetapi keadaan pikiran mereka membuatnya lebih sulit untuk menjalin hubungan tersebut.
Menurut uraian Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesepian adalah perasaan sendiri atau terputus dari orang lain, seperti Anda tidak memiliki hubungan yang berarti, dekat, atau rasa memiliki dengan orang lain.
Hal ini mencerminkan perbedaan antara tingkat koneksi seseorang yang sebenarnya dan yang diinginkan.
Baca juga: Kenapa Kesepian Kronis Bisa Pengaruhi Kesehatan? Ini Ulasannya...
Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), isolasi sosial dan kesepian telah tersebar luas, dengan perkiraan 1 dari 4 orang tua mengalami isolasi sosial dan antara 5-15 persen remaja mengalami kesepian.
Menurut sebuah survei ada 2019 yang dikutip dari Very Well Mind, 25 persen orang dewasa berusia antara 18-27 tahun melaporkan tidak memiliki teman dekat, sedangkan 22 persen melaporkan tidak memiliki teman sama sekali.
Maraknya internet dan media sosial, ironisnya, ikut menjadi penyebab kesepian.
Mengetahui tanda-tanda dari kondisi ini bisa membantu diri Anda atau orang lain untuk menghindari risiko berbahaya dari kesepian dan berupaya untuk mencari pertolongan.
Baca terus artikel ini yang akan mengulas mengenai beberapa tanda dari kesepian.
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Alami Kesepian Kronis? Ini Ulasannya...
Dikutip dari Everyday Health, berikut beberapa tanda bahwa seseorang mengalami kesepian:
Psikolog klinis Emily Bly, PhD, seorang terapis berlisensi, mengatakan bahwa gejala kesepian yang paling jelas adalah Anda merindukan orang-orang dan berharap memiliki lebih banyak orang dalam hidup Anda.
Beberapa peneliti mengatakan bahwa keinginan adalah kunci untuk mengidentifikasi kesepian.
Psikolog Daniel Russell, PhD menjelaskan bahwa orang mengalami kesepian ketika jaringan sosial mereka tidak memenuhi harapan mereka.
Saat Anda kesepian, Anda mungkin merasa tidak selaras dengan orang-orang di sekitar Anda.
Russell mengatakan, hal ini sangat umum sehingga menjadi standar utama bagi para peneliti yang mempelajari kesepian.
Orang kesepian umumnya akan merasa dirinya tidak dapat dipahami oleh orang lain.
Bly menunjukkan bahwa ada banyak alasan mengapa orang merasa disalahpahami demikian, ini bisa terkait dengan ras, kelas sosial, orientasi seksual, dan trauma.
Pada tingkat ekstremnya, kesepian dapat berkembang menjadi paranoia.
Dalam sebuah penelitian, orang yang mengatakan mereka merasa kesepian juga cenderung mengungkapkan bahwa orang lain tidak menyukai mereka, merasa curiga terhadap orang lain, dan berpikir bahwa orang lain bermaksud menyakiti mereka.
Hasil penelitian ini berlaku untuk orang dengan dan tanpa riwayat psikosi. Ini menunjukkan bahwa kesepian dapat memicu pola pikir paranoid bahkan di antara mereka yang tidak memiliki kecenderungan kuat terhadap pola pikir tersebut.
Baca juga: Kesepian Berdampak Negatif pada Kesehatan Lansia
Orang yang kesepian cenderung mengatakan bahwa mereka merasa sendirian.
Namun, menurut kajian penelitian, jumlah orang yang ada di sekitar seseorang atau jumlah teman yang dimilikinya bukanlah cara yang baik untuk mengetahui apakah seseorang merasa kesepian.
Russell mengatakan bahwa seseorang mungkin kesepian meski memiliki puluhan teman.
Sementara, orang lain mungkin tidak merasa kesepian sama sekali hanya dengan memiliki beberapa teman.
Tanda kesepian yang umum tetapi tampaknya kontradiktif adalah Anda sebenarnya kurang tertarik bersosialisasi daripada biasanya.
Saat Anda kesepian, sekadar memikirkan untuk keluar malam saja dapat membuat Anda merasa lelah atau kehabisan tenaga.
Pada akhirnya, Anda mungkin mendapati diri Anda menghindari acara sosial sama sekali.
"Hampir seperti Anda terbiasa tidak berhubungan, Anda mulai merasa tidak senang dengan diri sendiri, dan kemudian Anda semakin menarik diri," kata Bly.
Baca juga: Pornografi Jadi Pelarian Rasa Kesepian
Merasa kesepian dapat menimbulkan tekanan emosional yang menjadikan Anda berada dalam anxiety dan depresi.
Bly mengatakan, kondisi itu adalah elemen umum dari hampir semua hal yang dapat mengganggu kesehatan mental orang.
Seiring berjalannya waktu, keraguan diri dan perasaan tidak berharga dari orang yang kesepian dapat mengakar.
"Sebagian dari cara kita memahami diri sendiri berkaitan dengan bagaimana kita tecermin di mata dan pikiran orang lain," kata Bly.
Tanpa akses ke orang lain sebagai cermin, Bly mengatakan, kita dapat menjadi bingung dan tidak yakin tentang siapa diri kita.
Selama puluhan tahun para peneliti telah menemukan bahwa kesepian kronis akan mengakibatkan kesehatan fisik menurun dan bahkan bisa memicu kematian.
Bukti menunjukkan bahwa keterkaitan antara hubungan sosial dengan kesehatan fisik paling kuat ditemukan pada hasil penyakit jantung dan stroke.
Russell mengatakan, penting untuk dicatat bahwa ketika peneliti membicarakan tentang dampak kesehatan yang mengkhawatirkan ini, mereka umumnya merujuk pada kesepian kronis daripada kesepian jangka pendek yang kita semua rasakan sesekali.
Namun, kesepian sementara pun dapat membuat Anda merasa tidak enak badan.
Gejala kesepian secara fisik dapat meliputi sakit kepala, nyeri tubuh, gejala mirip flu, dan masalah tidur, menurut Mayo Clinic.
Baca juga: Apakah Kesepian Merupakan Masalah Kesehatan Mental?
Salah satu tanda kesepian juga bisa ditunjukkan dari banyak waktu yang terbuang dengan mengulir layar gadget untuk melihat media sosial.
Bly mengatakan bahwa penggunaan media sosial dapat menutupi kesepian dan sekaligus menciptakan kondisi ini.
Ia menjelaskan, media sosial (meliputi pengikut, jumlah like, dan teman yang bisa Anda temukan di sana) memberikan ilusi koneksi, hanya menawarkan hologram hubungan manusia yang sebenarnya.
Penelitian menunjukkan bahwa jika Anda menggunakan media sosial untuk mengisi wadah koneksi, Anda mungkin tidak akan menemukan hubungan berkualitas.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 1.000 orang dewasa di empat negara, orang yang menggunakan media sosial untuk koneksi sosial cenderung mengatakan bahwa mereka merasa kesepian dibandingkan mereka yang menggunakannya untuk tujuan lain, seperti menghindari kebosanan.
Beralih ke media sosial saat Anda kesepian dapat mengakibatkan peningkatan rasa takut ketinggalan (FOMO).
FOMO dapat meningkatkan kesepian, yang mengarah ke siklus berbahaya, di mana kesepian, menggunakan media sosial, dan FOMO, kemudian kembali kesepian, begitu seterusnya, menurut tinjauan literatur.
Terakhir, tanda kesepian yang perlu Anda sadari adalah munculnya perilaku kompulsif untuk memenuhi kesenangan diri sendiri, seperti berlebihan makan, belanja, dan menggunakan zat tertentu (seperti tembakau, alkohol, atau narkoba).
Pada tahap ini, orang yang kesepian biasanya secara tidak sadar tengah berusaha mengelola perasaannya.
Ini lebih dari sekadar pengamatan klinis. Misalnya, para peneliti menemukan bahwa merasa kesepian membuat Anda ingin membeli barang lebih dari yang seharusnya, termasuk satu studi yang secara khusus meneliti belanja di platform digital.
Jika kebiasaan Anda terasa tidak terkendali atau Anda kewalahan dengan gejala kesepian, pertimbangkan untuk menghubungi psikoterapis atau profesional perawatan kesehatan tepercaya lainnya.
Para ahli meyakini bahwa bukan kuantitas interaksi sosial yang dapat memerangi kesepian, melainkan kualitasnya.
Baca juga: WHO: Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.