Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Terkena Flu Singapura Sebaiknya Diberi Obat Apa? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 08/11/2024, 07:39 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Flu singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)) banyak dijumpai pada anak.

Saat terkena penyakit ini, si kecil biasanya mengalami keluhan berupa ruam merah di tangan, kaki, mulut, dan area genital, luka lepuhan atau sariawan di mulut, demam, sakit tenggorokan dan kesulitan menelan, hilang nafsu makan, dan rewel.

Orangtua tentu khawatir ketika si kecil terkena flu singapura dan berupaya mencari obat-obatan yang sesuai.

Baca juga: Ini Perbedaan Flu Singapura dengan Flu Musiman Menurut Dokter

Lantas, flu singapura diberi obat apa?

Saat si kecil terkena flu singapura, ayah dan ibu sebaiknya tidak memberi sembarang obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Di samping itu, menurut Ketua Tim Kerja ISPA Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Nani Rizkiyati, M. Kes, tidak ada pengobatan spesifik untuk virus HFMD, karena ini adalah infeksi virus yang akan sembuh dengan sendirinya.

"Pengobatan lebih berfokus pada meredakan gejala dan memberikan dukungan pada tubuh agar bisa melawan infeksi," ujar dr. Nani, dilansir dari Antara.

Nani mengatakan, yang sering terjadi pada penderita HFMD adalah dehidrasi, terutama pada anak-anak yang sulit makan dan minum karena luka pada mulut.

Oleh sebab itu, penting untuk memberikan banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi. Jika anak mengalami demam atau nyeri, pemberian obat seperti parasetamol dapat membantu meredakan gejala tersebut.

Selanjutnya, memberikan asupan nutrisi yang baik seperti makanan yang kaya protein hewani, buah, dan sayur yang tinggi vitamin C yang dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh anak dalam melawan infeksi.

Perlu juga menjaga kebersihan tangan dan membersihkan mainan dan benda-benda yang sering disentuh oleh anak dengan menggunakan desinfektan, agar virus tidak bertahan dan menular ke orang lain.

"Meskipun dapat sembuh dengan sendirinya, pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi penularan dan komplikasi. Orang tua diharapkan lebih waspada terhadap gejala yang muncul pada anak-anak, dan segera membawa ke fasilitas kesehatan jika diperlukan," kata Nani.

Baca juga: Apakah Flu Singapura Berbahaya? Simak Penjelasan Berikut...

Bagaimana cara mencegah penyakit flu singapura?

Untuk pencegahan, Nani menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar sehingga terhindar dari penyakit termasuk flu Singapura.

"Jadi kalau kita mengacu pada pengendalian di sini, kita menerapkan PHBS. Cuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir, juga menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi," katanya.

Pastikan mencuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum makan, setelah mengganti popok, dan setelah bermain.

Hal ini penting karena virus HFMD dapat ditemukan pada kotoran dan cairan tubuh lainnya.

Kemudian, menghindari kontak langsung dengan penderita karena HFMD dapat menular melalui cairan tubuh, termasuk cairan dari mulut, hidung, atau kulit yang terinfeksi.

Oleh karena itu, penting untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, serta menjaga jarak dengan orang sakit untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Penggunaan masker juga diperlukan saat berinteraksi dengan orang yang terinfeksi, pastikan untuk menggunakan masker guna mengurangi risiko penularan virus melalui droplet.

Anak-anak yang terinfeksi sebaiknya tidak diperbolehkan bersekolah atau bermain di tempat umum hingga sembuh. Disarankan untuk melakukan isolasi di rumah, terpisah dari anggota keluarga lainnya, guna mencegah penularan.

Langkah pencegahan flu singapura lainnya yaitu dengan vaksinasi. Nani menyampaikan, vaksin untuk mencegah infeksi virus EV71 penyebab HFMD sudah tersedia dan disetujui oleh BPOM.

Vaksin ini dapat diberikan kepada anak-anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun, dan dapat melindungi dari komplikasi berat yang disebabkan oleh virus tersebut.

Nani menambahkan, vaksinasi ini penting sebagai langkah proteksi jangka panjang, dengan perlindungan yang dapat bertahan hingga 5 tahun.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau