KOMPAS.com - Penyakit hand, foot, and mouth disease atau akrab dikenal dengan flu singapura ditandai dengan munculnya lepuh di berbagai bagian tubuh.
Sekilas, gejala penyakit yang mirip cacar ini terlihat parah. Lantas, apakah flu singapura berbahaya? Simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: 3 Ciri-ciri Flu Singapura pada Dewasa, Tak Hanya Menyerang Anak
Penyakit flu singapura umumnya tidak berbahaya. Tapi, penyakit ini bisa berbahaya apabila penderita tidak diberikan perawatan medis tepat, atau penyakit yang disebabkan enterovirus ini menyerang penderita dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS atau (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), jika dibiarkan tanpa perawatan, penyakit flu singapura pada penderita dengan imun lemah bisa memicu komplikasi yang berbahaya.
Salah satu virus penyebab flu singapura yang pantang disepelekan adalah Human Enterovirus 71 (HEV-A71). Virus ini dapat menginfeksi organ vital, seperti otak hingga masuk ke aliran darah, lalu memicu gejala infeksi atau komplikasi parah.
Selain itu, penyakit ini juga perlu diwaspadai karena mudah menular. Flu singapura menular melalui kontak erat, lewat air liur, cairan lepuh, dan kotoran pasien yang terinfeksi.
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Kita Mengalami Flu Singapura? Begini Faktanya...
Penyakit flu singapura terkadang bisa berbahaya karena berpotensi menimbulkan komplikasi penyakit pada penderitanya. Berikut beberapa di antaranya:
Bahaya flu Singapura yang pertama adalah dapat mengakibatkan dehidrasi penderitanya terutama anak kecil. Hal ini dikarenakan mereka tidak dapat menelan cukup cairan karena luka mulut yang menyakitkan. Untuk mencegahnya, orangtua harus memastikan anak yang terkena penyakit ini untuk mengonsumsi cukup cairan.
Komplikasi flu singapura selanjutnya adalah kehilangan kuku. Beberapa penderita mungkin akan kehilangan kuku setelah menderita HFMD. Sebagian besar kasus kehilangan kuku ini terjadi pada anak-anak. Tapi, kuku tersebut biasanya akan tumbuh kembali dengan sendirinya setelah penyakit sembuh.
Melansir MayoClinic, penderita HMFD yang terinfeksi Human Enterovirus 71 (HEV-A71) berpotensi mengalami meningitis atau peradangan pada selaput meningen yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Komplikasi ini ditandai dengan dengan demam, sakit kepala, leher kaku, atau sakit punggung.
Kemungkinan komplikasi flu singapura lainnya yakni ensefalitis (pembengkakan otak) atau kelumpuhan (tidak dapat menggerakkan bagian tubuh). Kondisi ini dapat terjadi karena HEV-A71menyerang bagian otak manusia dan menyebabkan peradangan. Kondisi ini potensial mengancam jiwa.
Melansir Medical News Today, ibu hamil yang mengalami infeksi flu singapura dapat segera menghubungi penyedia layanan kesehatan untuk mencegah terjadinya efek buruk pada janin.
Bayi yang lahir dari ibu hamil dengan riwayat infeksi virus penyebab flu singapura coxsackievirus berisiko mengalami kelainan jantung bawaan.
Meskipun komplikasi dari penyakit ini jarang terjadi, riwayat kesehatan pasien dan usia kehamilan seorang wanita dapat mempengaruhi situasi ini.
Baca juga: 5 Beda Cacar Air dan Flu Singapura yang Sekilas Gejalanya Mirip
Berikut ini ciri-ciri flu singapura yang berbahaya, di antaranya seperti:
Perlu diketahui, tidak ada obat khusus untuk mengobati flu singapura. Penyakit tangan, kaki, dan mulut umumnya bisa sembuh sendiri dalam 7 hingga 10 hari. Namun, dokter biasanya meresepkan obat untuk meringankan gejala penyakit dan mencegah dehidrasi.
Setelah menyimak apakah flu singapura berbahaya di atas, jangan lagi menyepelekan masalah kesehatan ini. Kunjungi dokter apabila merasakan ciri-ciri flu singapura seperti yang dijabarkan di atas. Dengan begitu, penyakit tidak terlambat ditangani.
Baca juga: 8 Cara Mengobati Flu Singapura untuk Meringankan Gejala Penyakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.