Otosifilis terjadi ketika infeksi bakteri penyebab sifilis menyerang sistem vestibular atau pendengaran.
Penyakit ini bisa menyebabkan Anda mengalami gejala, seperti pusing, masalah keseimbangan, vertigo, kehilangan pendengaran, dan tinnitus (suara mendesis, berdenging, berdengung, atau menderu di telinga).
Baca juga: Ciri-ciri Sifilis pada Wanita, Bisa Berupa Luka di Vagina
Setelah terkena sifilis, penderitnya juga berisiko mengalami gangguan pada sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
Gejala sifilis kardiovaskular meliputi peradangan aorta, penyempitan arteri koroner, aneurisma aorta, dan obstruksi arteri koroner.
Selama sifilis stadium akhir (sifilis tersier), pertumbuhan yang mirip dengan tumor dapat terbentuk. Ini disebut gumma dan merupakan jaringan yang bengkak atau mati.
Umumnya, penyakit ini muncul di hati, tetapi juga dapat muncul di kulit, jantung, otak, tulang, testis, dan mata.
Setelah terkena sifilis, penderitanya dapat menularkan pada anaknya di dalam kandungan. Kondisi ini disebut sebagai sifilis kongenital.
Infeksi lebih umum ditularkan, jika orang tua terinfeksi selama kehamilan. Namun, infeksi sifilis masih dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi sebelum mereka hamil.
Gejala sifilis kongenital tidak selalu langsung muncul saat bayi lahir, tetapi mungkin memerlukan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun setelah kelahiran.
Demikianlah macam-macam efek samping dan komplikasi sifilis yang tidak bisa disepelekan.
Deteksi dini dan pengobatan yang memadai pada penderita sifilis akan mencegah penularan dan komplikasi berkembang.
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Terkena Sifilis? Berikut Ulasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.