12. Menghambat proses penuaan
13. Menurunkan kadar kolesterol jahat
14. Menurunkan berat badan
15. Meningkatkan kinerja otak
16. Mengatasi efek flatulensi
17. Memenuhi kebutuhan vitamin B12
Kandungan tempe (dalam 84 gram) mengandung berbagai zat gizi yakni kalori sebesar 162 kalori, protein 15 gram, karbohidrat 9 g, total lemak 9 g, natrium 9 mg, zat besi 12 persen dari angka kecukupan gizi (AKG), kalsium 9 persen AKG, riboflavin 18 persen dari AKG, niasin 12 persen dari AKG, magnesium 18 persen dari AKG, fosfor : 21 persen AKG, mangan 54 persen dari AKG.
Dalam 100 gram tempe terkandung: air sebanyak 55,3 g, kalori sekitar 201 kkal, protein sebanyak 20,8 gram, lemak sebesar 8,8 gram, karbohidrat sebanyak 13,5 g, serat sebesar 1,4 g, kalsium 155 mg, fosfor 326 mg, zat besi 4 mg, natrium 9 mg, kalium 234 mg, tembaga 0,57 mg, seng 1,7 mg, tiamin 0,19 mg, riboflavin 0,59 mg, dan niasin: 4,9 mg.
Zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan zat gizi pada kedelai.
Vitamin B12 kenaikannya paling mencolok pada pembuatan tempe, sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin B12 yang potensial dari bahan pangan nabati.
Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Tempe memiliki nilai gizi lebih tinggi dan lebih sehat dibandingkan dengan kedelai karena aktivitas kapang tempe terutama Rhizopus oligosporous selama fermentasi.
Baca juga: Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Tahu Tempe?
Fitri mengatakan, konsumsi produk nabati seperti tempe memberikan manfaat dalam diet sehari-hari dan sebagai bagian dari pencegahan serta penanganan beberapa penyakit tertentu.
Tempe juga memiliki sumber energi dan protein yang baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi harian, serta mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
"Tempe juga menyediakan sumber serat yang baik sehingga dapat membantu dalam menyehatkan saluran cerna," tambah Fitri.
Untuk mendapatkan manfaat tempe sebagai sumber produk nabati yang memiliki lemak baik, maka ia mengatakan pengolahan tempe harus tepat agar tidak menghilangkan manfaatnya.
Tempe bisa diolah dengan cara ditumis, rebus atau kukus agar nilai lemaknya tetap terjaga dan tetap sehat dikonsumsi sehingga bisa mendapatkan manfaat lemak baik dari tempe.
Sebaliknya jika tempe dikonsumsi dengan cara digoreng, akan meningkatkan kandungan lemaknya dan membuat berbagai masalah penyakit.
"Pengolahan tempe memang sebaiknya tidak dijadikan olahan yang tinggi lemak, misalnya digoreng kering sehingga akan meningkatkan kandungan lemaknya," katanya.
Fitri mengatakan tempe juga mudah didapat sehingga memungkinkan masyarakat bisa dengan mudah mengonsumsi tempe sebagai sumber protein nabati yang sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.