Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sifilis pada Bayi Apa Gejalanya? Ini Ulasannya...

Kompas.com - 04/12/2024, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Siilis yang merupakan penyakit menular seksual bisa menginfeksi sejak anak dalam kandungan.

Penyakit ini menular dari ibu hamil ke tubuh bayi melalui plasenta.

Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, penularan itu dapat terjadi utamanya jika sifilis tidak ditangani dan berlangusng pada usia kehamilan 14-27 minggu.

Baca juga: Setelah Terkena Sifilis, Apa Akibatnya? Ini Ulasannya...

Infeksi sifilis yang terjadi sejak dalam kandungan hingga lahir menderita penyakit ini, disebut sebagai sifilis kongenital.

Infeksi menular seksual ini dapat mengancam nyawa karena dapat menyerang berbagai sistem organ tubuh janin yang sedang berkembang, termasuk otak hingga tulang.

Infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil, dan dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah, lahir prematur, ataupun lahir mati pada bayi.

Mengenali gejala sifilis kongenital bisa membantu deteksi dini dan pengobatan segera agar penyakitnya berkembang semakin buruk.

Artikel ini selanjutnya akan menjelaskan berbagai gejala sifilis kongenital yang harus diwaspada para ibu hamil dan pasangannya.

Baca juga: Bahaya Komplikasi Sifilis yang Bisa Menyerang Kardiovaskular

Gejala sifilis pada bayi 

Gejala sifilis kongenital berkembang dalam dua tahap, yaitu tahap awal dan lanjut.

Mengutip Cleveland Clinic, gejala tahap awal muncul sebelum bayi berusia dua tahun, biasanya dalam waktu tiga bulan setelah kelahiran.

Gejala sifilis pada bayi dan anak hingga usia dua tahun meliputi:

  • Kelainan tulang, seperti osteochondritis
  • Pembesaran hati
  • Limpa membesar
  • Penyakit kuning
  • Jumlah sel darah merah rendah (anemia) dan jumlah trombosit rendah (trombositopenia)
  • Lesi lunak seperti kutil disebut kondiloma lata
  • Kulit terkelupas pada tangan atau kaki
  • Ruam di leher, lengan, dan area mulut
  • Hidung berair (rhinitis).

Hidung berair biasanya berlangsung lama dan sering kali dimulai dalam waktu satu minggu setelah lahir.

Cairan yang keluar mungkin berwarna putih dan/atau mengandung darah.

Baca juga: Kenali Tahapan Sifilis dan Gejala Penyakitnya yang Bisa Menyebar

Sebanyak 6 dari 10 bayi baru lahir dengan gejala sifilis kongenital bisa juga menderita neurosifilis.

Kondisi tersebut membuat bayi baru lahir mengalami satu atau beberapa masalah kesehatan, seperti stroke, kelainan mata (katarak atau korioretinitis), dan kejang.

Beberapa bayi yang menderita sifilis kongenital tidak menunjukkan tanda atau gejala saat lahir, tetapi gejalanya muncul beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan kemudian.

Pada tahap lanjut, gejala sifilis muncul setelah anak usia dua tahun.

Gejala sifilis pada bayi setelah usia dua tahun meliputi:

  • Pertumbuhan tulang yang tidak normal
  • Kelainan mata, seperti radang kornea (keratitis)
  • Kehilangan pendengaran
  • Gigi yang berlekuk atau memiliki celah di antara gigi tersebut (gigi Hutchinson)

Deteksi dini sifilis kongenital bisa dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada ibu hamil pada usia kehamilan 1-13 minggu pertama.

Langkah itu untuk mengurangi risiko penularan, kecacatan bahkan kematian pada janin.

Pemeriksaan juga harus dilakukan kembali jika ibu hamil terdiagnosis oleh penyakit menular seksual lainnya selama masa kehamilan.

Baca juga: Ciri-ciri Sifilis pada Wanita, Bisa Berupa Luka di Vagina

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau