Efek samping serius dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
Resistensi antimikroba terjadi ketika bakteri mengembangkan kemampuan untuk mengalahkan obat yang dirancang untuk membunuh mereka. Itu berarti bakteri terus tumbuh.
Dikutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), infeksi bakteri yang resistan bisa jadi sulit, dan terkadang mustahil, untuk diobati.
Bakteri tidak harus resisten terhadap setiap antibiotik untuk memberikan efek berbahaya. Resistensi terhadap satu antibiotik saja bisa berarti masalah serius.
Sementara itu, sebanyak 86,1 persen masyarakat Indonesia menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter, menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2013.
"Sebagian besar antibiotik harus dengan resep dokter, tapi kenyataan di lapangan tidak demikian," ucap Edi.
Dengan begitu, tinggi risiko terjadinya resistensi antibiotik pada anak-anak.
Baca juga: Tips Mengatasi Batuk, Pilek, dan Demam pada Anak Menurut Dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.