Banyaknya anak sering kali tidak diiringi dengan kesiapan finansial, sehingga menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus.
Alokasi anggaran yang tidak membatasi jumlah anak berpotensi mengorbankan kebutuhan kesehatan lain yang sama pentingnya, seperti imunisasi, pengobatan penyakit kronis, dan perawatan lansia.
Singapura: Pemerintah memberikan insentif finansial untuk anak pertama dan kedua, tetapi mengurangi bantuan untuk anak ketiga dan seterusnya.
Kebijakan ini menekankan kualitas hidup setiap anak, bukan hanya jumlah kelahiran.
Thailand: Fokus pada edukasi keluarga berencana untuk menekan angka kelahiran yang tidak direncanakan.
Layanan kesehatan tetap disediakan, tetapi dengan pendekatan yang mendorong pengendalian populasi secara bertahap.
China: Kebijakan pembatasan kelahiran berhasil menekan pertumbuhan populasi, meskipun dengan dampak jangka panjang yang perlu diantisipasi. Indonesia dapat belajar dari pendekatan yang lebih adaptif untuk kebutuhan lokal.
Memiliki banyak anak tanpa kesiapan finansial dan pendidikan dapat berdampak negatif pada hak-hak anak.
Anak-anak dalam keluarga besar dengan keterbatasan ekonomi sering kali menghadapi risiko malnutrisi, kurangnya akses pendidikan, dan kesehatan yang buruk.
Setiap anak berhak untuk tumbuh dalam lingkungan yang mendukung, dan ini adalah tanggung jawab yang perlu dipikirkan dalam kebijakan ini.
Pertama, pembatasan rasional. Menanggung biaya persalinan hingga anak kedua secara penuh, sementara anak ketiga dan seterusnya menjadi tanggungan pribadi. Hal ini dapat menjadi kompromi antara aksesibilitas dan efisiensi.
Kedua, edukasi dan program keluarga berencana. Mengintegrasikan layanan kesehatan dengan program KB, terutama di daerah dengan tingkat pendidikan rendah, untuk mendorong kesadaran tentang pentingnya pengendalian kelahiran.
Ketiga, pengawasan ketat terhadap klaim. BPJS harus memperkuat sistem audit untuk mencegah kecurangan dalam klaim persalinan, khususnya operasi caesar.
Pengawasan berbasis teknologi seperti big data dapat membantu mendeteksi pola klaim yang mencurigakan.
Keempat, penguatan regulasi. Pemerintah perlu menyusun aturan yang lebih jelas mengenai kriteria persalinan yang ditanggung BPJS, termasuk indikasi medis untuk operasi caesar, guna mencegah penyalahgunaan.
Kesehatan ibu dan anak adalah prioritas. Namun tanpa kebijakan terarah, niat baik ini dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.
Pembatasan yang bijak bukan berarti mengabaikan hak masyarakat, melainkan memastikan bahwa layanan kesehatan dapat berkelanjutan dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Masa depan bangsa ada di tangan generasi berikutnya, tetapi generasi itu membutuhkan awal kehidupan yang sehat, sejahtera, dan penuh harapan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.