Apa yang Terjadi pada Tubuh Manusia Setelah Kematian? Ini Ulasannya...

Jika tubuh tidak dipindahkan selama waktu tersebut, bercak-bercak ini menjadi permanen dan dapat digunakan oleh ahli forensik untuk menentukan posisi tubuh saat kematian terjadi.

Baca juga: Menjelang Kematian Penderita Gagal Jantung Apa Tanda-tandanya? Ini Ulasannya...

• Kekakuan otot

Pada fase ini, tubuh mengalami kekakuan otot yang disebut sebagai rigor mortis.

Fase ini dimulai sekitar 2-6 jam setelah kematian. Kekakuan dimulai dari otot kecil seperti kelopak mata, rahang, dan leher.

Lalu, kekakuan menyebar ke otot yang lebih besar seperti wajah, dada, perut, lengan, kaki, dan akhirnya jari-jari.

Dalam waktu 12 jam, seluruh tubuh mencapai kekakuan maksimum, sehingga anggota tubuh sulit digerakkan.

Menariknya, faktor eksternal seperti suhu udara juga memengaruhi durasi proses ini; suhu dingin dapat memperlambatnya.

• Pelonggaran kembali

Setelah 24-36 jam setelah kematian, tubuh kita akan mulai melonggar kembali karena jaringan internal mulai membusuk.

Proses ini menyebabkan otot-otot kehilangan kekakuan, dan kulit dapat menyusut, memberikan kesan rambut dan kuku tumbuh setelah kematian.

Dengan demikian, tubuh manusia akan mengalami serangkaian perubahan fisik setelah kematian, mulai dari relaksasi otot, penurunan suhu, hingga kekakuan dan pelonggaran kembali.

Proses perubahan fisik ini dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu lingkungan, posisi tubuh, dan kondisi kesehatan sebelum kematian.

Artikel ini diharapkan membantu pembaca memahami proses biologis kematian dengan cara yang objektif, informatif, dan relevan untuk kehidupan sehari-hari.

Memahami apa yang terjadi pada tubuh kita setelah kematian sangat berguna untuk penyelidikan forensik. Misalnya, seorang korban yang ditemukan dengan suhu tubuh 30 Celcius diperkirakan telah meninggal sekitar 5 jam yang lalu (dengan asumsi suhu lingkungan adalah 25 Celcius).

Baca juga: Apa Tanda-tanda Menjelang Kematian? Ini 12 Daftarnya...