Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Serikat Keluar dari WHO, Apa Artinya?

Kompas.com - 21/01/2025, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber NPR

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) keluar dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (20/1/2025).

Ini adalah langkah kontroversi Presidan AS Donald Trump segera setelah menjabat kembali di hari yang sama pada 11.30 ET atau sekitar pukul 23.30 WIB.

Trump menepati ucapannya sebelum pemilihan untuk menarik diri dari badan PBB yang mengawasi masalah kesehatan global.

Kekecewaan Trump terhadap WHO bermula dari puncak era Covid-19. Ia berulang kali mengkritik organisasi ini karena dianggap terlalu lambat menanggapi pandemi dan seolah dikendalikan oleh China.

Pada periode pertama Trump sebagai Presiden AS, ia menghentikan pendanaan untuk WHO dan mulai proses penarikan diri.

Namun, proses itu terhenti setelah Trump tergeser oleh Joe Biden dan mengembalikkan arah hubungan AS dengan WHO.

"Organisasi Kesehatan Dunia menipu kita," kata Trump selama diskusi santai yang panjang dengan wartawan saat ia mendatangani tindakan eksekutif seperti yang dilansir dari NPR pada Senin (20/1/2025).

Baca juga: WHO Rekomendasikan Vaksinasi Terarah daripada Massal untuk Cegah Mpox

Apa arti AS keluar dari WHO?

Mundurnya AS memiliki konsekuensi yang signifikan bagi WHO.

Bisa dibilang organisasi ini akan kehilangan anggota terpenting mereka.

Sejauh ini AS adalah donor terbesar WHO. AS memberikan 1.284 miliar dolar AS (Rp 20,948 triliun) kepada WHO selama 2022 dan 2023.

Jumlah tersebut ratusan juta dolar lebih banyak daripada Jerman, sebagai donor terbesar kedua.

Para kritikus menilai bahwa tindakan Trump juga akan memberikan konsekuensi kepada AS.

Selama 76 tahun AS telah menjadi bagian dari WHO sejak bergabung pada 1948.

WHO memiliki peran meliputi untuk memantau ancaman kesehatan global, mengevaluasi vaksin dan pengobatan baru, mengkoordinasikan respons terhadap krisis kesehatan yang muncul serta masalah yang sedang berlangsung, dan memberikan dukungan ahli kepada negara-negara, terutama ketika mereka menghadapi keadaan darurat kesehatan.

AS keluar dari WHO akan membuat negara Adi Daya itu kehilangan akses mudah ke data penting tentang wabah dan perundingan standar kesehatan.

"Ini keputasan yang sangat berbahaya," kata Lawrence Gostin yang merupakan seorang profesor hukum kesehatan global di Georgetown University dan Direktur Pusat Hukum dan Kesehatan Global di WHO.

Baca juga: WHO Berharap Tidak Ada Lagi Serangan ke Faskes dan Staf Medis

Gostin lanjut mengatakan, "Ini luka berat bagi kepentingan nasional Amerika dan keamanan nasional kita. Ini benar-benar akan membuat lembaga-lembaga nasional, seperti CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) dan NIH (Institut Kesehatan Nasional) kehilangan arah."

Elisha Dunn-Georgiou selaku Presiden dan CEO Global Health Council, sebuah kelompok nonpartisan yang mengadvokasi kesehatan global berpendapat sama.

Langkah ini dia anggap sebagai "tindakan yang sangat buruk bagi AS untuk mengakses data, mengawasi, berunding dan meminta pertanggungjawaban negara lain ketika terjadi epidemi atau pandemi".

"Negara-negara lain yang memiliki banyak kekuatan (seperti China, Rusia) kekuatan lain yang ingin membentuk WHO, akan mengambil kesempatan ini untuk melakukannya," ujar Dunn-Georgiou.

Sementara, Brett Schaefer sebagai seorang peneliti di Heritage Foundation mengatakan bahwa ada jalan lain untuk Pemerintahan Trump memimpin bidang kesehatan global setelah AS keluar dari WHO.

"Hampir tidak ada preseden untuk menangani masalah pandemi di luar WHO," ujar Schaefer sebelum pengumuman Trump yang menyatakan AS keluar dari WHO secara resmi.

"Ada alasan mengapa UNAIDS ada, dan ada alasan mengapa GAVI ada, dan ada alasan mengapa Global Fund ada. Dan itu karena WHO, di masa lalu, tidak dianggap sebagai wahana yang paling efektif atau paling tanggap untuk menangani berbagai masalah kesehatan internasional," ungkapnya.

Baca juga: WHO: Peningkatan Kasus HMPV di Musim Dingin Hal Biasa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau