Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Fenita Arie: Waspada Pneumonia saat Traveling ke Jepang

Kompas.com - 09/02/2025, 08:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Arie Untung belum lama ini mengabarkan tentang istrinya, Fenita Arie, yang sakit pneumonia setelah traveling ke Jepang.

Arie berbagi cerita itu melalui video yang diunggah di Instagram @ariekuntung pada Rabu (5/2/2025).

Fenita Arie mengalami gejala pneumonia sejak pulang dari Jepang pada 10 Januari dan baru bisa beraktivitas lagi pada Sabtu pekan lalu (2/2/2025).

Fenita Arie bersyukur kini sudah sembuh dari pneumonia, mengingat dalam pekan ini aktris Taiwan, Barbie Hsu, meninggal dunia karena penyakit yang sama saat berlibur di Jepang.

Perlu diketahui bagi Anda yang ingin traveling ke Jepang, pneumonia sedang mewabah di Jepang sejak akhir 2024.

Baca juga: Fenita Arie Terkena Pneumonia di Jepang, Perhatikan Gejala Penyakit Ini...

Dikutip dari Telegraph, wabah pnuemonia yang tengah berlangsung sejak saat itu di Jepang sebagai yang terburuk selama lebih dari 20 tahun.

Menurut pemberitaan pada 30 Oktober 2024, kasus pneumonia di Jepang mencapai hampir 6.000.

Angka itu meningkat 10 kali lipat dibandingkan 2023, dan merupakan jumlah tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1999.

Baca juga: Hendropriyono Soal Purnawirawan Minta Gibran Dicopot: Aspirasi Boleh Dong

Para dokter di Jepang kemudian menghimbau warga memakai masker untuk memerangi epidemi pneumonia.

Belajar dari kasus Fenita Arie dan Berbie Hsu, sangat penting untuk kita mawas diri terhadap pneumonia, terutama untuk Anda yang memiliki agenda traveling ke Jepang dalam waktu dekat.

Artikel ini selanjutnya akan mengulas lebih lanjut tentang pneumonia.

Memahami pneumonia dengan lebih baik mungkin bisa membantu Anda untuk lebih waspada dan sedini mungkin mencari pertolongan medis ketika terlihat gejalanya muncul.

Baca juga: Barbie Hsu Meninggal karena Pneumonia, CDC Taiwan Minta Warga Vaksinasi

Apa itu pneumonia?

Dikutip dari Cleveland Clinic, pneumonia adalah peradangan dan cairan di paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Pneumonia membuat jaringan paru-paru membengkak (meradang) dan dapat menyebabkan cairan atau nanah menumpuk di paru-paru.

Pneumonia bakteri biasanya lebih parah daripada pneumonia virus, yang sering kali sembuh dengan sendirinya.

Baca juga: Foto Makam Paus Fransiskus Dirilis, Setangkai Mawar Putih di Atas Batu Nisan

Pneumonia dapat menyerang satu atau kedua paru-paru Anda. Pneumonia pada kedua paru-paru disebut pneumonia bilateral atau ganda.

Dikutip dari Our World in Data, pneumonia adalah salah satu penyebab kematian paling umum di seluruh dunia.

Pada 2019, tingkat kematian akibat pneumonia tertinggi terjadi pada orang berusia 70 tahun ke atas.

Patogen penyebab pneumonia menular dan dapat menyebar ketika seseorang yang sudah terinfeksi batuk atau bersin.

Baca juga: Kurang Istirahat Bisa Memicu Pneumonia Berat, Ini Penjelasan Ahli

Apa saja gejala pneumonia?

Gejala pneumonia bisa bervariasi dari sangat ringan sampai tidak terasa, hingga sangat parah sampai memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Bagaimana tubuh Anda merespons pneumonia bergantung pada jneis patogen yang menyebabkan infeksi, usia, dan kesehatan Anda secara keseluruhan, seperti yang dikutip dari American Lung Association.

Gejala pneumonia yang mungkin terjadi meliputi:

  • Batuk yang mungkin menghasilkan lendir atau dahal berwarna hijau, kuning, atau merah (karena mengandung darah)
  • Demam, berkeringat, dan menggigil
  • Sesak napas
  • Pernapasan cepat dan dangkal
  • Nyeri dada yang tajam atau menusuk yang bertambah parah saat Anda bernapas dalam atau batuk
  • Kehilangan nafsu makan, energi menurun, dan kelelahan
  • Mual dan muntah, terutama pada anak kecil
  • Kebingungan, terutama pada orang tua

Baca juga: Apa Gejala Pneumonia pada Orang Dewasa? Ini Ulasannya...

Gejala pneumonia bakteri dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba.

Pada jenis pneumonia ini, demam dapat meningkat hingga 40 Celcius yang berbahaya, disertai keringat yang banyak dan pernapasan serta denyut nadi yang cepat.

Bibir dan dasar kuku mungkin berwarna kebiruan karena kekurangan oksigen dalam darah.

Baca juga: 5 Kelompok Orang yang Paling Berisiko Terkena Kanker Serviks, Siapa Saja?

Pasien dengan kondisi ini mentalnya bisa terpengaruh, sehingga sering kali memunculkan gejala berupa kebingungan atau mengigau saat tidur.

Gejala pneumonia virus biasanya berkembang selama beberapa hari.

Gejala awal mirip dengan gejala influenza, seperti demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas.

Baca juga: Kisah Cholis Kembali Berburu Pekerjaan di Usia 48

Dalam satu atau dua hari, gejalanya biasanya memburuk, dengan batuk yang semakin parah, sesak napas, dan nyeri otot.

Mungkin juga ada demam tinggi dan bibir membiru.

Jika Anda mengalami gejala pneumonia seperti di atas, Anda perlu segera periksa ke dokter.

Baca juga: Ini Respons Prabowo dan MPR soal Tuntutan Mencopot Gibran

Jangan menunggu gejala semakin parah untuk periksa ke dokter.

Sangat penting untuk mendapatkan perhatian medis segera, jika Anda termasuk dalam kelompok berisiko tinggi terkena pneumonia.

Orang-orang tersebut termasuk orang dewasa yang berusia lebih dari 65 tahun, anak-anak berusia dua tahun atau lebih muda, orang-orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca juga: Bagaimana Pneumonia Berkembang dari Flu? Berikut Penjelasannya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tragedi Ledakan di Pelabuhan Iran, 25 Tewas 800 Luka-luka
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau