Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom Yo-yo: Dampak Diet Ekstrem yang Bisa Ganggu Kesehatan Jantung

Kompas.com - 28/02/2025, 05:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Dokter spesialis gizi klinik lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dengan diet yang salah kaprah atau terlalu ekstrem, karena dapat berisiko menimbulkan sindrom Yo-yo.

Dikutip dari Antara, Kamis (27/2/2025), dr. Mulianah menjelaskan bahwa sindrom Yo-yo merujuk pada fluktuasi berat badan yang tidak stabil, naik turun dalam waktu singkat.

"Yo-yo itu artinya dalam waktu 1 tahun itu akan ada kaitan berat badan, berat naik 5 kilo turun naik 5 kilo dalam waktu kurang dari 3 bulan dan itu terjadi 2-3 kali. Itu kategorinya namanya Yo-yo," jelas dr. Mulianah.

Baca juga: Berapa Gram Gula Per Hari untuk Diet? Berikut Penjelasannya…

Sebagai contoh, dr. Mulianah menjelaskan bagaimana fenomena Yo-yo terjadi pada seseorang dengan berat badan awal 60 kilogram, yang kemudian naik menjadi 80 kilogram dengan peningkatan lemak tubuh dari 20 kilogram menjadi 40 kilogram.

Namun, setelah penurunan berat badan kembali ke angka 60 kilogram, yang berkurang hanya ukuran lemaknya, bukan jumlahnya.

"Jadi sel itu sel lemak bisa terjadi hipertrofi (peningkatan ukuran sel) dan juga hiperplasia (penambahan jumlah sel) naik jumlah dan naik ukuran. Ini yang seram pada Yo-yo," ujarnya.

Dr. Mulianah menambahkan, lemak dalam tubuh bisa mengendap di berbagai organ, terutama di area perut.

Lemak visceral, yang merupakan lemak yang berada di dalam organ seperti liver dan pankreas, menjadi salah satu yang paling berbahaya apabila tidak dikendalikan.

"Semakin kita Yo-yo atau semakin kita naik berat badan, dietnya tidak dijaga, berat badannya nggak dijaga, kita bukan cuma numpuk lemak, tapi lemak-lemak menurunkannya susah (lemak dalam)," kata dr. Mulianah.

Baca juga: Berapa Centong Nasi untuk Diet? Berikut Penjelasannya…

Lebih lanjut, dr. Mulianah juga mengungkapkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami sindrom Yo-yo berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.

"Pasien yang mengalami Yo-yo atau penimbunan massa lemak yang cenderung berlebih, hipertrofi dan hiperplasia lemak, risiko kardiovaskular-nya bisa 1,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang tidak Yo-yo," ungkapnya.

Dokter Mulianah menekankan pentingnya menjalani diet yang sehat dan terkontrol untuk menghindari dampak negatif dari sindrom Yo-yo, yang tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga kesehatan jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Food

Manfaat Daun Sirih Merah untuk Kesehatan yang Sudah Terbukti Secara Ilmiah

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Nunggu Beduk Magrib Lebih Berwarna, DANA Hadirkan NGABUBURICH dengan Hadiah hingga Rp 850 Juta

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Makanan yang Dibenci Sel Kanker: Apa yang Bisa Dicoba?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Rama Sahetapy dan Merdianti Octavia Hadir ke Rumah Duka Ray Sahetapy

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

40 Balasan Ucapan Selamat Idul Fitri Biar Tak Hanya Jawab “Sama-sama”

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Ray Sahetapy Sempat Berwasiat Ingin Dimakamkan di Kampung Halamannya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Profil Surya Sahetapy, Putra Ray Sahetapy yang Berprofesi Dosen di Amerika

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Ribuan Kurir Antre Sepanjang 2 Kilometer untuk Retur Paket di Ulujami

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Bupati Indramayu Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tanpa Izin Dedi Mulyadi dan Mendagri

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Bola

Klasemen Grup C Piala Asia U17 2025, Timnas U17 Indonesia Tembus Piala Dunia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Ramai Musisi Unggah Bukti Transferan Royalti, Badai: yang Diperjuangkan Bukan Sekedar Nilainya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Pemutihan Pajak Kendaraan di Jabar, Dedi Mulyadi: Ada yang Nunggak 18 Tahun, Mau Kapan Bayarnya?

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Kenakan Pakaian Serba Hitam, Istri Kedua Ray Sahetapy Melayat ke Rumah Duka

api-1 . POPULAR-INDEX

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prabowo: Kalau Ada yang Korupsi, Rekam Saja, Langsung Kirim!
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau