KOMPAS.com - Diet defisit kalori dapat dilakukan dengan mengonsumsi kalori lebih sedikit jika dibandingkan dengan kalori yang dibakar. Lalu, bagaimana cara melakukan diet defisit kalori?
Untuk melakukan diet defisit kalori, Anda perlu memahami berapa jumlah kalori yang diperlukan per hari atau per minggu.
Anda juga perlu melakukan perubahan makan dengan memilih jenis makanan atau minuman yang kaya nutrisi tetapi memiliki kalori yang lebih rendah.
Untuk lebih jelasnya, ketahui cara melakukan diet defisit kalori berikut ini.
Baca juga: 5 Cara Menentukan Jenis Diet yang Cocok
Untuk melakukan diet defisit kalori, Anda perlu memperhatikan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan berolahraga.
Disarikan dari Medical News Today dan WebMD, berikut adalah cara melakukan diet defisit kalori yang perlu diketahui.
Kunci utama untuk melakukan diet defisit kalori adalah mengganti jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Untuk mendapatkan hasil yang signifikan, Anda diimbau untuk mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dan menjaganya agar tetap dalam batas minimal.
Selain mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan rendah kalori, Anda juga diimbau untuk mengganti jenis minuman manis dengan air putih.
Pasalnya, kebiasaan ini sudah terbukti dapat menurunkan berat badan sebesar 2 persen selama enam bulan.
Baca juga: Apakah Diet Keto Efektif untuk Menurunkan berat Badan? Begini Faktanya
Melakukan perubahan pola makan saja tidak cukup untuk menurunkan berat badan.
Perubahan pola makan perlu dibarengi dengan olahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi, seperti jalan kaki, mendaki gunung, dan bersepeda.
Anda diimbau untuk setidaknya berolahraga selama 30 menit, namun olahraga yang dilakukan selama 45 menit lebih disarankan untuk menurunkan berat badan secara efektif.
Namun, Anda tidak perlu berolahraga selama 45 menit berturut-turut karena Anda bisa membaginya menjadi beberapa sesi, seperti selama 10 menit setelah sarapan, makan siang, dan makan malam.
Meskipun begitu, Anda diimbau untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan jenis olahraga dengan intensitas tinggi, khususnya jika memiliki berat badan berlebih atau memiliki masalah kesehatan tertentu.
Baca juga: Apakah Berjalan Kaki Selama 1 Jam Bisa Menurunkan Berat Badan?