Penyebab Perut Sering Kembung, Diare, dan Konstipasi

Makanan tinggi lemak, pedas, mengandung pemanis buatan, kafein, alkohol, atau produk susu sering kali memperparah gejala IBS. Zat-zat ini sulit dicerna di usus kecil dan akan difermentasi di usus besar, memicu gas, nyeri, dan perubahan frekuensi BAB.

Selain faktor makanan, stres dan kecemasan juga punya peran besar dalam IBS. Stres kronis dapat meningkatkan sensitivitas usus terhadap rasa sakit dan memperburuk reaksi sistem pencernaan terhadap makanan tertentu.

Baca juga: Kenali Infeksi Salmonela yang Sering Mengakibatkan Diare

Penanganan IBS berfokus pada pengelolaan gejala melalui berbagai pendekatan, antara lain: perubahan pola makan, misalnya dengan diet rendah FODMAP (menghindari bawang putih, bawang bombai, apel, dan kembang kol) dan manajemen stres melalui teknik relaksasi atau konseling.

Aktivitas fisik ringan, seperti yoga atau jalan kaki, juga terbukti membantu pergerakan usus dan mengurangi ketegangan saat sedang dilanda kecemasan. Bila diperlukan untuk mengatasi diare, konstipasi, atau nyeri, pasien bisa mengonsumsi obat-obatan.

“Penting bagi pasien untuk memahami bahwa IBS dapat dikontrol dengan pengelolaan yang tepat. Kombinasi antara perubahan gaya hidup, diet, serta pengobatan yang sesuai bisa membantu pasien hidup lebih nyaman,” tutup dr. Ketut.

Baca juga: Mengenal Sindrom Iritasi Usus Besar pada Anak dan Cara Meredakannya