Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2013, 10:30 WIB

KOMPAS.com — Menjelang Lebaran, persediaan darah Palang Merah Indonesia DKI Jakarta menipis karena turunnya jumlah donor selama bulan puasa.

Akibat penurunan ini, dikhawatirkan tidak bisa mencukupi kebutuhan permintaan darah pada pekan pertama hingga kedua setelah Lebaran.

Hingga Selasa (6/8), persediaan darah yang dimiliki PMI DKI Jakarta ada 387 kantong, terdiri dari 3 kantong darah lengkap (whole blood) dan 384 kantong sel darah merah pekat (packed red blood cell).

Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta Salimar Salim mengatakan, persediaan darah dikatakan aman jika mencapai 4.000 kantong untuk kebutuhan selama empat hari. ”Ada stok sekitar 2.700 kantong saja masih aman untuk tiga hari.”

Dalam sehari, permintaan darah di wilayah DKI Jakarta sekitar 1.000 kantong. Sementara darah yang masuk ke PMI dari donor di kantor PMI dan dari layanan mobil unit rata-rata mencapai 1.000 kantong per hari. Namun, pada minggu keempat Ramadhan, hanya 400 kantong darah yang masuk per hari.

”Padahal, permintaan darah selama Ramadhan dan pada pekan pertama hingga kedua Lebaran meningkat 10 persen, mencapai 1.100 kantong per hari,” kata Salimar.

Pada hari biasa, PMI bisa mendapatkan 600-800 kantong darah per hari dari mobil unit donor darah yang keliling. Selama bulan Ramadhan ini, mobil unit hanya beroperasi pada Sabtu dan Minggu. ”Itu pun hanya memperoleh 200-300 kantong darah per hari,” ujarnya.

Mengantisipasi minimnya persediaan darah, PMI Jakarta proaktif mengoperasikan mobil unit donor darah serta membuka posko donor darah di beberapa pusat perbelanjaan dan masjid.

Layanan rumah sakit

Sementara itu, sejumlah rumah sakit yang dihubungi menyatakan khawatir terjadi lonjakan pasien pada Lebaran kali ini.

Biasanya, kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati Lia G Partakusuma, setelah malam takbiran hingga pekan kedua Lebaran, jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit naik. Umumnya adalah pasien korban kecelakaan, ledakan petasan, serta serangan jantung dan paru-paru.

Hingga Selasa, dari 772 tempat tidur pasien yang tersedia di RSUP Fatmawati, 400 tempat tidur sudah terisi. Sementara di RSUD Tarakan tinggal tersisa 190 tempat tidur dari 460 tempat tidur yang ada. ”Kendati ada tempat kosong, kami harus melihat penyakit yang diderita pasien. Kami tidak bisa sembarangan menyatukan pasien di satu ruangan hanya karena tempat itu kosong,” kata Lia.

Pengelola RSUP Fatmawati dan RSUD Tarakan mengaku siap menampung dan melayani pasien. ”Dalam sekali giliran tugas tersedia 2 dokter gawat darurat, 2 dokter rawat inap, 1 dokter critical care, dan 100 tenaga kesehatan pendukung lainnya,” ujar Kabid Pelayanan Medik RSUD Tarakan Maria Margaretha. (K10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com