Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2014, 14:06 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Kebanyakan popok sekali pakai dalam promosinya mengklaim dapat menjaga permukaan kulit tetap kering dan menampung urine dalam volume yang banyak. Itulah yang membuat banyak orangtua baru mengganti popok setelah buah hatinya buang air besar.
 
Padahal, jarang mengganti popok bisa memicu permasalahan kulit pada bayi, misalnya ruam popok.
 
Dokter ahli tumbuh kembang anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rini Sekartini mengatakan, ketika bayi sedang aktif, penggunaan popok yang sama dalam waktu lama bisa menimbulkan lecet atau ruam pada kulit yang bersentuhan dengan lipatan popok. 
 
Ruam popok merupakan gejala iritasi yang diakibatkan oleh penggunaan popok yang salah. Gejalanya antara lain kemerahan, bintik-bintik merah, hingga berair pada daerah kulit yang tertutup popok, seperti daerah genetalia, perut, hingga lipatan paha ke atas.
 
"Ruam pokok banyak terjadi pada bayi yang baru lahir karena kulitnya masih sangat sensitif," ujarnya dalam talkshow seputar perlindungan kulit bayi di Jakarta, Selasa (17/6/2014).
 
Ruam bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bagi bayi. Ini tentu akan berdampak pada menurunnya kualitas tidur, membuat bayi rewel, hingga berkurangnya produktivitas orangtua. Kondisi ini tentu bisa membuat orangtua kerepotan.
 
Menurut sebuah survei yang dilakukan pada 700 ibu di Indonesia pada tanggal 22 Mei-12 Juni 2014 lalu, 85,55 persen responden khawatir anaknya terkena ruam popok. Sayangnya, hal-hal yang terkesan sepele seperti rajin mengecek dan mengganti popok masih belum banyak disadari.
 
Karena itu, Rini menekankan pentingnya mengecek popok setiap tiga jam, karena biasanya popok sudah mulai penuh. Namun ketika belum ada tanda-tanda popok penuh atau ruam pada kulit bayi, boleh saja melanjutkan pemakaian popok hingga pengecekan selanjutnya.
 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com