Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Jangan Biarkan TORCH Merenggut Kebahagiaan

Kompas.com - 17/02/2015, 08:49 WIB
advertorial

Penulis

TORCH merupakan istilah yang mengacu pada empat jenis penyakit infeksi, yaitu toxoplasmosis, infeksi rubella, cytomegalovirus (CMV), dan herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2). Meski bisa mengenai siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan usia, namun perhatian terhadap TORCH lebih diarahkan pada wanita hamil dan janin yang dikandungnya. TORCH yang terjadi pada masa kehamilan bisa menjadi masalah sangat serius dibandingkan bila terjadi pada individu umumnya.

Toxoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis dapat ditemukan pada manusia dan berbagai jenis hewan atau burung. Kucing diketahui sebagai pembawa parasit Toxoplasma gondii, namun penyebarannya bisa melalui berbagai cara diantaranya : kotoran kucing, transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan tubuh, konsumsi makanan yang berasal dari tanah terkontaminasi, dan konsumsi daging (kambing, sapi, dan babi) mentah atau setengah matang.

Toxoplasmosis yang terjadi pada wanita hamil bisa menyebabkan keguguran dan bayi lahir prematur, serta bisa ditularkan dari ibu kepada bayinya melalui plasenta sehingga bayi mengalami toxoplasmosis kongenital. Terjadinya toxoplasmosis kongenital biasanya ditandai dengan adanya kerusakan pada organ mata, sistem saraf pusat, kulit dan telinga. Kerusakan organ tersebut tidak jarang baru muncul ketika anak berusia remaja ataupun dewasa.

Infeksi rubella sering dikenal sebagai penyebab campak Jerman yang biasanya ditandai dengan munculnya ruam pada kulit. Infeksi rubella bisa ditularkan melalui udara dan kontak fisik. Bila wanita hamil mengalami infeksi rubella, terutama pada awal kehamilan, bisa mempengaruhi perkembangan bayi hingga muncul kelainan seperti sindrom rubella kongenital, penyakit jantung kongenital, katarak, tuli, infeksi telinga, dan retardasi mental. Sama halnya dengan toxoplasmosis, infeksi rubella juga bisa menyebabkan keguguran dan bayi lahir prematur.

Infeksi cytomegalovirus (CMV) dapat ditularkan dari orang ke orang melalui cairan tubuh seperti air liur, semen, sekret vagina, darah, dan air susu ibu. Infeksi CMV paling sering ditularkan dari ibu kepada anaknya, baik melalui plasenta selama masa kehamilan, saat menyusui maupun proses kelahiran. Bayi yang membawa CMV akan mengalami kondisi yang disebut CMV kongenital dan berisiko mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran, serta retardasi mental yang tidak jarang baru muncul setelah remaja ataupun dewasa.

Infeksi herpes simplex virus tipe 2 (HSV2) atau genital herpes merupakan infeksi herpes yang terjadi pada alat kelamin, biasanya ditularkan melalui kontak seksual. Berbeda dengan infeksi lainnya, infeksi HSV2 lebih sering ditularkan dari ibu kepada bayinya saat proses kelahiran berlangsung. Bayi yang terinfeksi HSV2 berisiko mengalami gangguan kesehatan serius seperti infeksi pada organ mata dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis (radang otak).

Dari ulasan di atas, bisa dilihat bahwa semua jenis infeksi TORCH memiliki dampak buruk pada kehamilan, proses kelahiran, hingga bisa menimbulkan kelainan atau cacat permanen pada janin/bayi. Bahkan, kelainan atau cacat tersebut tidak jarang baru muncul setelah remaja ataupun dewasa. Dampak buruk tersebut biasanya akan muncul bila infeksi terjadi pada trimester pertama kehamilan.

Berbicara mengenai gejala, kebanyakan kasus TORCH tidak bergejala. Meskipun bergejala, umumnya tidak segera muncul dan tidak spesifik sehingga sulit dideteksi. Tidak jarang juga kasus TORCH baru diketahui setelah muncul gejala kelainan atau kecacatan pada anak di usia remaja ataupun dewasa. Oleh karena itu, deteksi dini merupakan salah satu upaya penting untuk mencegah terjadinya dampak buruk TORCH tersebut. Deteksi dini TORCH dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah yang biasa disebut sebagai Panel TORCH dan mencakup jenis pemeriksaan antibodi IgG dan IgM terhadap parasit atau virus TORCH, yaitu Anti-Toxoplasna IgG dan IgM, Anti-Rubella IgG dan IgM, Anti-CMV IgG dan IgM, serta Anti-HSV2 IgG dan IgM.

Antibodi IgM adalah antibodi yang pertama kali muncul di dalam darah bila infeksi terjadi, sedangkan antibodi IgG adalah antibodi yang muncul setelah antibodi IgM dan bisa menetap seumur hidup. Hasil pemeriksaan yang ditunjukkan umumnya positif atau negatif yang mengindikasikan ada atau tidaknya antibodi IgG dan IgM. Terdapatnya antibodi IgM menunjukkan infeksi sedang terjadi (baru terjadi), sedangnya terdapatnya antibodi IgG menandakan adanya infeksi di masa lampau.

Pemeriksaan Panel TORCH sangat dianjurkan bagi wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil, wanita yang baru/sedang hamil (bila hasil sebelumnya negatif atau belum pernah diperiksa, idealnya dipantau setiap 3 bulan sekali), dan bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi pada saat hamil.

Bila memang ditemukan adanya masalah pada hasil pemeriksaan Panel TORCH (antibodi IgM dan/atau IgG positif), sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk segera mendapatkan penanganan selanjutnya sehingga dampak buruk TORCH bisa dicegah. Namun bila tidak ada masalah pada hasil pemeriksaan Panel TORCH, lakukan upaya pencegahan seperti pemeriksaan secara rutin, masak daging hingga matang dan cuci tangan setelah mengolah daging mentah, selalu cuci tangan setelah kontak dengan tanah yang mungkin terkontaminasi dengan kotoran hewan, bagi wanita hamil hindari kontak dengan bahan-bahan yang berpotensi terinfeksi kotoran kucing atau serangga yang terkena kotoran kucing (seperti kecoa dan lalat), seks yang aman, dan vaksinasi rubella. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com