Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2015, 13:00 WIB

KOMPAS.com - Bagian tubuh kita saling terhubung dalam cara yang tak terbayangkan. Antara satu organ dan organ lainnya ternyata memiliki pengaruh satu sama lain. Sebagai contoh, panjang jari telunjuk diam-diam dapat menunjukkan ukuran penis? Demikian juga kaitan antara bibir dan otak.

Meskipun banyak keterkaitan yang terdengar aneh, namun dengan mengetahuinya dapat membantu Anda mengetahui gejala penyakit. Berikut sepuluh kaitan antarbagian tubuh yang mungkin tak banyak orang tahu.

1. Suara dan tinggi badan
Peneliti dari Washington University baru-baru ini menemukan bahwa pendengar bisa menentukan secara akurat tinggi seorang pembicara hanya dari mendengar suaranya.

Hal itu berkat frekuensi 'subglottal resonance', suara yang dihasilkan pada saluran napas bagian bawah dari paru yang akan semakin rendah seiring peningkatan ketinggian. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada teman yang tinggi namun saat berbicara suaranya rendah? Sekarang Anda tahu penyebabnya.

2. Mata dan otak
Pembuluh kecil di belakang mata dapat mengungkapkan seberapa sehat otak Anda, menurut laporan terbaru di Psychological Science. Peneliti menemukan bahwa orang dengan pembuluh lebar memiliki angka IQ lebih buruk di usia menengah, yang memberi Anda alasan lain untuk memeriksa mata tiap tahun.

3. Kulit dan tekanan darah
Keriput bukan hanya tanda penuaan, tapi juga bisa menandakan suatu masalah, kata sebuah penelitian di Journals of Gerontology. Ketika peneliti memisahkan orang dalam kelompok-kelompok berdasarkan risiko penyakit jantung dan menganalisis keremajaan kulit mereka, orang dengan keriput paling sedikit memiliki tekanan darah lebih rendah dan risiko penyakit jantung lebih rendah.

4. Tangan dan penis
Laki-laki dengan jari telunjuk yang pendek daripada jari manisnya cenderung memiliki penis lebih besar, menurut sebuah penelitian di Korea pada 2011. Itu karena testosteron yang dipaparkan pada laki-laki ketika mereka masih berupa fetus mengatur penis dan panjang jari.

5. Jari tangan dan risiko kanker
Walaupun jari telunjuk lebih panjang membuat para laki-laki memiliki penis lebih kecil, ada salah satu keuntungan lain yakni membuat risiko terkena kanker prostat lebih rendah. Hal itu dituturkan oleh sebuah penelitian dari British Journal of Cancer. Memiliki sedikit testosteron sejak di dalam janin mampu menolong lelaki jauh dari kanker prostat.

6. Kaki dan ereksi
Menderita sindrom kaki gelisah (RLS)? Anda mungkin mengalami masalah serius daripada masalah kontraksi pada otot kaki. Peneliti menemukan bahwa laki-laki yang setidaknya mengalami lima kali RLS tiap bulan, 50 persen lebih tinggi akan mengalami disfungsi ereksi daripada yang tidak mengalami. Kondisi keduanya dikaitkan dengan rendahnya tingkat dopamin, yang bisa menjadi salah satu potensi penjelasannya.

7. Gigi dan pikiran
Sebuah studi pada tahun 2012 dalam Journal of American Geriatrics menjabarkan bahwa kemampuan kita mengunyah bisa memprediksi risiko demensia. Namun, jangan lekas khawatir bila mengalami masalah dalam mengunyah. Belum disimpulkan apakah penurunan mental yang menyebabkan kemampuan menggigit berkurang, kesulitan mengunyah berdampak pada otak, atau apakah itu hanya hanya korelasi acak.

8. Denyut dan jantung
Fleksibilitas pembuluh aorta mungkin bisa diukur dengan mengecek denyut pada jari. Aorta Anda adalah arteri utama, bila bagian ini kaku dapat meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung atau stroke. Sekarang para dokter harus memeriksa denyut nadi Anda dalam arteri femoral jauh di pangkal paha untuk memeriksa kekakuan aorta.

9. Tidur dan mata
Orang dengan 'sleep apnea' (henti napas saat tidur) dua kali lebih tinggi berpotensi terkena glaukoma (penyakit mata yang bisa mengakibatkan kebutaan) dalam lima tahun. Hal tersebut berdasarkan penelitian dari Taiwan. Ketika Anda tidak bernapas dalam tingkat normal, kehilangan oksigen bisa memicu bahaya pada saraf optik, atau menyebabkan tingkat abnormal gas dalam darah, sehingga berpotensi mengakibatkan glaukoma.

10. Bibir dan ingatan
Bila Anda satu dari jutaan orang yang terkena herpes labialis, luka pada bibir, bisa meningkatkan risiko terkena Alzheimer dan demensia, menurut sebuah studi di Columbia University. Para peneliti mengamati orang dewasa antara usia 59 dan 79 tahun selama delapan tahun. Mereka menemukan bahwa mereka dengan beban infeksi yang lebih tinggi, berarti mereka telah terkena virus berisiko tinggi, seperti herpes simplex virus 1 dan 2, cenderung memiliki kemampuan berpikir lebih buruk. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com