Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2015, 16:10 WIB

KOMPAS.com - Suplemen makanan, baik itu dalam bentuk susu atau vitamin yang dikunyah, menjadi andalan orangtua agar anaknya mau makan makanan bergizi lengkap dan seimbang. Tetapi orangtua harus bijaksana karena suplemen yang berlebihan berdampak negatif bagi tubuh.

Setiap orang memliki kebutuhan yang berbeda, sehingga penggunaan suplemen harus benar-benar melihat indikasi apa yang dibutuhkan oleh tubuh. Menurut dr. Yoga Devaera, Sp.A (K),  jika tidak berhati-hati asupan suplemen yang berlebih justru akan menyebabkan kelebihan vitamin atau hipervitaminosis.

"Jadi kalau kurang akan bermasalah, lebih juga bermasalah," katanya dalam acara peluncuran "Momazing" bersama Scott's di Jakarta (17/3/15).

Yoga menjelaskan, jarang ditemukan adanya kasus kelebihan nutrisi dari satu jenis makanan karena pada umumnya setiap jenis makanan memiliki kandungan yang beragam. Dosis atau kandungan zat tertentu pada makanan tidak setinggi dengan yang terdapat dalam suplemen.

Tubuh kita juga memiliki mekanisme alamiah untuk mengatur penyerapan nutrisi agar seimbang dalam tubuh.

"Tubuh pada dasarnya mampu untuk mengatur saat kita mengalami kekurangan asupan nutrisi, karena di dalam tubuh terdapat suatu mekanisme yang mengatur agar nutrisi dari makanan bisa saling mengimbangi. Sementara, jika seseorang mengkonsumsi suplemen  dengan dosis yang lebih tinggi maka zat yang lain akan kalah," katanya.

Beberapa jenis vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin B kompleks dan C memang akan langsung dibuang oleh tubuh, tapi menurut Yoga kondisi ini justru bisa menambah beban kerja ginjal untuk mencerna.

Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K akan ditimbun di dalam tubuh sehingga akan menyebabkan tubuh mengalami kelebihan vitamin, bahkan keracunan.

“Gejala yang timbul akibat kelebihan vitamin dapat berbeda-beda. Kasus yang paling banyak ditemui adalah kelebihan vitamin A yang menyebabkan rasa sakit kepala. Bahkan untuk kasus yang lebih serius, hipervitaminosis A dapat mengakibatkan tekanan di dalam otak meningkat sehingga mampu menimbulkan reaksi kejang atau muntah-muntah,” paparnya.

Untuk mendapatkan kecukupan gizi, lebih disarankan untuk mengkonsumsi beragam jenis makanan sehat secara bervariasi dengan komposisi yang lengkap dan seimbang. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com