Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2015, 12:01 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com
– Pernahkan Anda merasa lebih sering digigit oleh nyamuk dibanding orang lain? Hal itu mungkin disebabkan oleh faktor gen.

Penelitian sebelumnya menduga, aroma tubuh selama ini memengaruhi nyamuk tertarik menggigit. Namun, dalam penelitian dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, faktor gen lah yang menentukan nyamuk tertarik menggigit tubuh manusia atau tidak.

Penelitian ini dibuktikan dengan melibatkan 18 pasang perempuan yang kembar identik dan 19 pasang perempuan yang tidak kembar identik. Tangan para responden itu kemudian dimasukkan dalam tabung berbentuk Y yang telah diisi 20 nyamuk.

Hasilnya, ada kesamaan daya tarik nyamuk yang mengigit pasangan kembar identik. Sedangkan, pada pasangan yang tidak kembar identik daya tarik nyamuk berbeda. Hal ini menunjukkan, pada gen yang sama, banyaknya nyamuk yang mengigit juga sama.

"Ini menunjukkan bahwa sifat menarik atau tidak menarik bagi nyamuk dikendalikan oleh genetik,” ujar peneliti seperti dilaporkan dalam jurnal PLoS ONE.

Penelitian ini masih tahap awal dan akan diteliti lebih lanjut. Ilmuawan berharap penelitian ini dapat membuat para ahli menciptakan sesuatu yang dapat melindungi tubuh manusia dari gigitan nyamuk.

Untuk menghindari nyamuk, selama ini manusia biasanya mengoleskan losion antinyamuk pada kulit mereka.

Gigitan nyamuk tak sekedar menimbulkan bintik merah pada kulit dan rasa gatal. Melalui gigitan nyamuk, manusia bisa terkena penyakit malaria, demam berdarah, hingga chikungunya. Penyakit ini bisa mematikan jika tidak cepat ditangani dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com