Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2015, 10:53 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Diet lemak populer lagi. Dengan konsumsi minyak kelapa dan daging meningkat, orang mulai mengonsumsi lagi apa yang dulu dianggap jahat. Tapi, seberapa sehatnyakah perpindahan dari butter ke daging sapi? Ternyata, hampir segala sesuatu yang kita tahu tentang lemak selama ini, tidak benar.

 

Mitos: Konsumsi lemak bisa membuat gemuk.

Fakta: Lemak bisa membuat Anda lebih kenyang sehingga terhindar dari keinginan untuk makan terus-menerus.

"Memang benar bahwa lemak memiliki lebih banyak kalori dalam satu gramnya dibandingkan karbohidrat dan protein. Tetapi konsumsilah lemak yang tepat agar tidak obesitas," kata Michelle Babb, MS, RD, penulis buku Anti-Inflammatory Eating Made Easy

Lemak lebih lambat dicerna daripada karbohidrat dan merangsang pelepasan hormon kenyang, yang dapat menjaga Anda dari makan berlebihan.

Bahkan, dalam sebuah penelitian, peserta diet moderat lemak, berat badannya turun 1,9 kg selama 18 bulan. Sedangkan kelompok rendah lemak, naik sebanyak 1,4 kg. Terlebih lagi, lemak memainkan peran positif dalam tubuh, dari produksi hormon ke fungsi otak yang optimal, bahkan membantu penyerapan gizi.

 

Mitos: Lemak jenuh menyumbat arteri dan  menyebabkan serangan jantung.

Fakta: Para peneliti ditantang lagi apakah memang benar lemak jenuh menyebabkan serangan jantung.

Selama beberapa dekade kita telah diberitahu bahwa lemak jenuh di dalam mentega, keju, dan daging merah dapat menyumbat arteri dan menyebabkan serangan jantung.

Namun sebuah studi dalam jurnal Annals of Internal Medicine menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara makan lemak jenuh dan meningkatnya risiko serangan jantung.

Bahkan ada satu studi menemukan, konsumsi lemak jenuh yang lebih tinggi berhubungan erat dengan rendahnya risiko penyakit jantung. Para ahli tidak benar-benar mengatakan bahwa lemak jenuh adalah pilihan yang benar-benar sehat, tapi juga bukan suatu dosa. Kuncinya adalah jumlah yang moderat.

 

Mitos: Butter itu buruk.

Fakta: Sedikit butter tidak akan menyakiti Anda.

Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa asupan mentega dalam jumlah moderat dapat menjadi bagian dari diet yang sehat. Tapi bukan berarti Anda boleh mengoleskan butter sebanyak-banyaknya di roti sambil minum kopi, lalu mengoleskannya lagi di salad. "Jangan berlebihan," Babb memperingatkan.

 

Mitos: Kolesterol dari telur dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com