Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Kotor Sebabkan Jutaan Orang Berisiko Terserang Penyakit

Kompas.com - 31/08/2016, 15:45 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Foxnews

KOMPAS.com -  United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan lebih dari 300 juta orang di Asia, Afrika dan Amerika Latin berisiko terkena penyakit karena meningkatnya pencemaran air di sungai dan danau.

Menurut laporan UNEP, antara tahun 1990-2010 terjadi peningkatan pencemaran sungai yang menyebabkan perkembangan virus hingga bakteri. Pertumbuhan penduduk, perluasan pertanian, dan peningkatan jumlah limbah yang dibuang ke sungai dan merupakan faktor utama meningkatkan pencemaran air.

"Masalah kualitas air di skala global dan jumlah orang yang terkena dampak dari kualitas air yang buruk jauh lebih parah dari yang kami kira," ujar penulis laporan UNEP, Dietrich Borchardt kepada Thomson Reuters Foundation.

Dalam laporan itu juga diungkapkan, wilayah Asia memiliki pencemaran sungai yang paling besar, yaitu sekitar 50 persen sungai telah tercemar. Sementara itu, pencemaran sungai di Amerika Latin sebanyak 10 persen dan 25 persen di wilayah Afrika.

Data UNEP menunjukkan, setidaknya ada 3,5 juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit kolera, tipus, polio, dan diare karena infeksi bakteri dari air kotor. UNEP memperkirakan, kini ada 164 juta orang di Afrika, 134 juta di Asia and 25 juta di Amerika Latin yang berisiko terserang penyakit karena pencemaran air atau sanitasi yang buruk.

Menurut UNEP, pencemaran sungai merupakan masalah serius yang tanpa disadari dapat mematikan. UNEP merekomendasikan pengolahan limbah yang baik. Selain itu, sungai yang masih bersih harus benar-benar dijaga dari pencemaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com