Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2016, 16:40 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir ini, beredar pesan mengenai vaksin HPV yang diberikan kepada anak SD dapat menyebabkan menopause dini. Informasi tersebut adalah hoax alias tidak benar.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Oscar Primadi dalam keterangan pers mengatakan, tidak ada bukti vaksin HPV menyebabkan menopause dini.

Menopause dini atau dalam istilah medis disebut premature ovarian failure (POF) adalah berhentinya siklus menstruasi sebelum seorang wanita berusia 40 tahun. Kondisi tersebut tidak ada kaitannya dengan pemberian vaksin.

"Center for Disease Control and Prevention ( US CDC) yang memantau keamanan pasca-lisensi dari Juni 2006 hingga Maret 2013 menunjukkan tidak ada masalah keamanan vaksin HPV," kata Oscar.

Vaksin HPV yang diberikan kepada siswi kelas V SD di DKI Jakarta bertujuan untuk mencegah kanker serviks. Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker terbesar yang diderita perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Menurut data Information Centre on HPV and Cervical Cancer, WHO, terdapat sekitar 2 dari 10.000 wanita di Indonesia menderita kanker serviks dan diperkirakan 26 wanita meninggal setiap harinya karena kanker serviks.

Untuk itu, pencegahan sangat penting dilakukan, salah satunya dengan pemberian vaksin HPV. Dalam penelitian selama 14 tahun, imunisasi HPV ternyata sangat efektif memberikan proteksi 100 persen terhadap HPV tipe 16 dan 18.

Oscar mengatakan, lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah digunakan di seluruh dunia. Bahkan, WHO merekomendasikan vaksin HPV masuk dalam program imunisasi nasional.

Ketua Umum Indonesian Working Group on HPV, Prof. DR. dr. Andrijono, SpOG (K) di Jakarta, Jumat (16/9/2016), mengatakan, vaksin HPV pun nyaris tidak ada efek samping. Pemberian vaksin justru sangat efektif pada anak SD mulai dari usia 9 atau 10 tahun.

"Kalau belum berhubungan seksual, maka vaksin HPV akan memberikan pencegahan yang bagus. Pada usia itu (9 atau 10 tahun), kekebalan tubuh lagi baik-baiknya," kata Andrijono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com