Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Membersihkan Telinga dengan "Ear Candle"?

Kompas.com - 04/03/2020, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Terapi ear candle atau lilin telinga dipercaya banyak orang efektif ampuh membersihkan kotoran telinga. Terapi ini menggunakan sebuah lilin berongga berbentuk kerucut.

Lilin tersebut harus diberi nyala api dan dimasukan ke dalam lubang telinga agar kotoran didalamnya dapat terhisap dan dikeluarkan dari telinga.

Lilin yang digunakan biasanya mengandung chamomile dan sage yang akan memberikan efek rileksasi.

Baca juga: Awas Ibu Hamil, Stres Bisa Jadi Pemicu Keguguran

Untuk membersihkan telinga dengan ear candle, kita harus berbaring menyamping agar lilin bisa dimasukan ekdalam telinga.

Setelah itu, sang terapis akan menyalakan bagian atas lilin dengan api selama 10 hingga 15 menit. Api tersebut dipercaya dapat menghisap kotoran dan mengeluarkannya dari telingan.

Sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang mengungkap manfaat terapi ini.

Melansir laman Medical NewsToday, FDA atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat bahkan mengklaim terapi ini sangat berbahaya.

Tahun 2016, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang melakukan terapi candle ear mengalami rasa sakit di telinganya dan pendengarannya berkurang.

Untuk mengatasi hal itu, sang dokter pun harus melakukan tindakan untuk mengeluarkan beberapa keping puing lilin dari gendang telinganya.

Untuk mengatasi efek samping terapi ini, FDA memberi peringatan kepada produsen ear candle dan menyita produk-produk dari produsen dan pengecer ear candle.

Beberapa peneliti bahkan menganggap terapi ear candle ini hanya sebuah mitos belaka.

Kotoran yang ditunjukkan terapis setelah melakukan terapi sebenarnya adalah sisa pembakaran lilin, bukan kotoran pada telinga.

Risiko terapi ear candle

Menurut data FDA, bahaya terapi ear candle bisa berlangsung dalam jangka lama. Bahaya terapi tersebut antara lain:

  • risiko terbakar di area wajah, leher, gendang telinga, telinga tengah, atau saluran telinga
  • kebocoran gendang telinga
  • memblokir saluran gendang telinga
  • pendarahan di telinga
  • penularam infeksi sekunder
  • gangguan pendengaran sementara
  • peningkatan risiko otitis eksterna atau radang telinga luar seperti yang sering dialami atlet renang
  • menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tengah.

Baca juga: 3 Resep Infused Water untuk Diabetes

Risiko tersebut sangat rentan dialami oleh anak-anak akrena saluran telinga mereka yang jauh lebih kecil daripada orang dewasa.

Alih-alih membuat telinga bersih, terapi in justru diklaim para ahli dalam merusak organ pendengaran kita.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau