Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mengelola Stres Pemicu Migrain di Situasi Pandemi?

Kompas.com - 30/04/2020, 20:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Ada berbagai hal yang bisa menjadi pemicu migrain, salah satunya adalah stres.

Menurut data American Headche Society, 80 persen penderita migrain mengaku stres bisa menjadi pemicu penyakit yang mereka alami.

American Migrain Foundation pun membuktikan 50 hingga 70 persen penderita migrain memiliki tingkat stres harian yang tinggi.

Situasi pandemi saat ini membuat banyak orang mengalami stres. Tentunya, ini sangat berbahaya bagi penderita migrain.

Baca juga: Tips Bersihkan Barang Belanjaan untuk Cegah Covid-19

Memahami pemicu migrain

Menurut ahli saraf dari Cleveland Clinic, Emas Estemalik, banyak variabel dan faktor yang bisa memicu migrain.

"Faktor lingkungan, perubahan cuaca, dan pola makan semuanya bisa berperan dalam munculnya migrain," ucap dia.

Selain faktor-faktor tersebut, stres memainkan peranan besar dalam munculnya migrain.  Estemalik juga mengatakan, stres dapat memperburuk frekuensi terjadinya migrain.

"Orang yang mengalami stres bisa mengalami sakit kepala 10 hingga 15 jali dalam sebulan," ucapnnya.

Stres juga bisa memicu mekanisme fisiologis lainnya seperti gangguan tidur dan suasana hati, depresi serta kecemasan.

"Sakit kepala, stres, depresi, kecemasan, gangguan tidur, semuanya saling terkait," tambahnya.

Misalnya, stres dapat memperbesar gejala kecemasan yang mmebuat kita sulit berkonsentrasi dan pikiran terasa kacau. Pikiran yang kacau juga bisa meningkatkan risiko sakit kepala.

Meksi demikian, kita bisa mengatasi hal tersebut hanya dengan mengenali hal-hal yang dapat memicunya.

Memahami pemicu migrain

Menurut Estemalik, terlalu banyak menerima informasi seputar pandemi Covid-19 bisa memicu stres yang meningkatkan peluang terjadinya migrain.

Untuk itu, kita harus mengetahui dan memahami apa yang sedang terjadi pada diri sendiri.

"Berada di rumah sepanjang hari dan dibanjiri informasi berlebihan memang bisa menimbulkan stres," ucap Estemalik.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau