Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Nyeri Dada pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 17/02/2021, 20:09 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Ketidaknyamanan ini terjadi karena tulang rusuk mungkin tergelincir dan menekan saraf di dekatnya.

Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi

  • Precordial catch syndrome

Precordial catch syndrome adalah kondisi nyeri dada yang terasa menusuk tajam.
Precordial sendiri artinya “di depan jantung”.

Jadi sumber rasa sakitnya hanya terpusat pada dada bagian depan jantung.

Dengan kondisi ini, Anak Anda mungkin mengalami rasa sakit ini saat berdiri tegak dari posisi bungkuk.

Penyebab prekordial catch syndrome mungkin saraf terjepit atau ketegangan otot.

  • Nyeri dinding dada

Nyeri dinding dada sering terjadi pada anak-anak. Ini menyebabkan nyeri tajam untuk sesaat atau beberapa menit di tengah dada.

Nyeri dinding dada bisa menjadi lebih buruk jika anak Anda bernapas dalam-dalam atau jika seseorang menekan bagian tengah dada.

  • Xiphodynia

Xiphodynia dapat menyebabkan nyeri di bagian bawah tulang dada.

Anak Anda mungkin mengalaminya setelah makan banyak, bergerak, atau batuk.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi

  • Pectus excavatum

Pectus excavatum adalah kelainan di mana tulang dada melesak masuk ke dalam tubuh terjadi ketika tulang dada cekung ke dalam.

Nyeri dada dan gejala lainnya dapat terjadi karena dada yang cekung tidak memberikan ruang yang cukup bagi jantung dan paru-paru anak Anda untuk bekerja dengan baik.

  • Skoliosis

Skoliosis membengkokkan kelengkungan tulang belakang ke satu sisi atau sisi lainnya dan dapat menyebabkan kompresi pada sumsum tulang belakang anak Anda dan saraf lainnya.

Itu juga dapat merusak ukuran rongga dada yang tepat. Hal itu pun bisa menyebabkan nyeri dada.

Anak Anda perlu membutuhkan perawatan untuk skoliosis karena dapat menghambat pergerakannya dan menyebabkan kondisi kesehatan lainnya.

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang

4. Kondisi pada sistem pencernaan

Nyeri dada anak Anda bisa juga disebabkan oleh gangguan gastrointestinal, seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD).

GERD dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada dan mungkin memburuk setelah anak Anda makan banyak atau berbaring untuk istirahat.

Anak Anda mungkin perlu mengubah pola makannya atau minum obat untuk mengurangi gejala GERD, termasuk nyeri dada.

Kondisi sistem pencernaan lainnya, seperti tukak lambung, kejang atau pembengkakan di kerongkongan, maupun pembengkakan atau batu empedu juga dapat menyebabkan nyeri dada.

5. Kondisi yang berhubungan dengan kesehatan mental

Nyeri dada pada anak Anda bisa juga disebabkan oleh kondisi kesehatan mental.

Kecemasan dapat menyebabkan anak Anda mengalami hiperventilasi. Ini terkait dengan nyeri dada dan gejala seperti kesulitan bernapas dan pusing.

Stres juga dapat memicu nyeri dada yang sulut dijelaskan.

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung

6. Kondisi yang berhubungan dengan payudara

Anak-anak yang melewati masa pubertas mungkin mengalami nyeri dada yang berhubungan dengan payudara mereka karena kadar hormon mereka berubah.

Rasa sakit ini dapat menyerang anak perempuan maupun anak laki-laki.

Kapan harus menghubungi dokter?

Merangkum Medical News Today, nyeri dada anak Anda bisa menjadi tanda bahaya.

Jika anak Anda mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya bisa segera hubungi dokter:

  • Nyeri dada yang terjadi setelah berolahraga
  • Nyeri dada yang berlangsung lama dan parah
  • Nyeri dada yang berulang dan memburuk
  • Nyeri dada yang terjadi dengan demam
  • Nyeri dada berdebar kencang
  • Pusing
  • Pingsan
  • Sulit bernafas
  • Bibir biru atau abu-abu

Baca juga: 9 Tanda Penyakit Jantung Selain Nyeri Dada Sebelah Kiri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com