Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Penyebab Retensi Air dalam Tubuh yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 17/02/2021, 12:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Retensi air terjadi ketika terdapat masalah dengan satu atau lebih mekanisme tubuh untuk menjaga tingkat cairan.

Gejala utamanya adalah pembengkakan dan ketidaknyamanan pada tubuh.

Sistem peredaran darah, ginjal, sistem limfatik, faktor hormonal, dan sistem tubuh lainnya membantu menjaga tingkat cairan yang sehat.

Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Jika masalah muncul pada salah satu atau lebih sistem ini, bagaimanapun, retensi cairan atau dikenal juga sebagai edema dapat terjadi.

Edema dapat memengaruhi area tubuh mana pun. Itu terjadi karena berbagai alasan.

Gejala retensi air

Merangkum Health Line, gejala retensi air atau retensi cairan akan tergantung pada bagian tubuh yang terkena.

Area tubuh yang umum terpengaruh, termasuk:

  • Kaki bagian bawah
  • Tangan
  • Perut
  • Dada

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Pada tungkai, kaki, dan tangan, gejala retensi air bisa meliputi:

  • Pembengkakan
  • Perubahan warna kulit
  • Kulit mengkilap atau bengkak
  • Area kulit yang tetap menunjukkan cekungan atau lekukan setelah didorong dengan jari, dikenal sebagai pitting edema
  • sakit dan nyeri di tungkai
  • kekakuan pada persendian
  • penambahan berat badan

Retensi cairan juga dapat memengaruhi area berikut:

  • Otak
  • Paru-paru

Retensi air yang memengaruhi otak juga dikenal sebagai hidrosefalus.

Retensi cairan di otak dapat menyebabkan gejala, termasuk:

  • Muntah
  • Penglihatan kabur
  • Sakit kepala
  • Kesulitan keseimbangan

Baca juga: 8 Gejala Awal Tumor Otak yang Perlu Diwaspadai

Hidrosepalus adalah kondisi bisa mengancam nyawa.

Tak jauh beda, kelebihan cairan di paru-paru atau edema paru, dapat mengindikasikan masalah serius pada jantung atau sistem pernapasan.

Gejala edema paru di antaranya dapat berupa:

  • Kesulitan bernapas
  • Batuk
  • Nyeri dada
  • Kelemahan

Semua gejala itu bisa terjadi karena retensi air di paru-paru dapat memengaruhi kemampuan organ ini untuk memasok oksigen ke tubuh.

Penyebab retensi air

Tubuh manusia menggunakan sistem yang kompleks untuk mengatur level airnya.

Faktor hormonal, sistem kardiovaskular, sistem perkemihan, hati, dan ginjal semuanya berperan.

Jika ada masalah dengan salah satu dari bagian ini, tubuh mungkin tidak dapat mengeluarkan cairan sebagaimana mestinya.

Baca juga: Benarkah Telapak Tangan Sering Berkeringat Gejala Paru-paru Basah?

Merangkum Medical News Today, berikut ini adalah penjelasan dari beberapa kondisi yang disinyalir menjadi penyebab potensial retensi air:

1. Kerusakan kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah kecil dengan peran kunci dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.

Beberapa obat, seperti untuk tekanan darah tinggi (hipertensi), dapat menyebabkan kerusakan pada kapiler.

Kapiler bertugas mengantarkan cairan ke jaringan sekitarnya.

Cairan yang disebut cairan interstisial itu memasok nutrisi dan oksigen ke sel. Setelah memberikan nutrisi, cairan kembali ke kapiler.

Jika kapiler menjadi rusak, edema bisa terjadi.

Masalah yang mungkin terjadi termasuk perubahan tekanan di dalam kapiler dan dinding kapiler menjadi pecah.

Baca juga: 3 Gejala Penyakit Arteri Koroner yang Perlu Diwaspadai

Jika masalah ini benar-benar terjadi, terlalu banyak cairan dapat meninggalkan kapiler dan memasuki ruang antar sel.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau