Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tiroiditis Hashimoto, Penyakit Autoimun Tiroid

Kompas.com - 31/05/2021, 06:00 WIB
Galih Pangestu Jati,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tiroiditis Hashimoto, juga dikenal sebagai penyakit Hashimoto, merupakan penyakit yang merusak fungsi tiroid.

Penyakit ini juga disebut tiroiditis limfositik autoimun kronis.

Dilansir dari Healthline, di Amerika Serikat, Hashimoto adalah penyebab paling umum dari hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif.

Baca juga: Dokter: Penderita Autoimun Jangan Asal Konsumsi Multivitamin

Menurut Medical News Today, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria, terutama yang berusia 40 hingga 60 tahun.

Pada dasarnya, Hashimoto menyebabkan sistem kekebalan menyerang kelenjar tiroid, yakni kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher.

Kelenjar ini menghasilkan hormon yang disebut T3 dan T4 yang mengatur cara tubuh menggunakan energi.

Ketika menyerang, Hashimoto akan mencegah kelenjar ini memproduksi hormon yang cukup.

Hormon tiroid memengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh, dan hipotiroidisme dapat menyebabkan masalah dengan detak jantung, fungsi otak, dan metabolisme.

Hashimoto terkadang juga dapat memengaruhi kadar kolesterol total, natrium serum, dan prolaktin serum dalam tubuh.

Indikasinya mungkin muncul pada tes yang disebut hitung darah lengkap atau pemeriksaan sel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Penyebab tiroiditis Hashimoto

Beberapa jenis tiroiditis atau radang tiroid terjadi akibat infeksi.

Namun, tiroiditis Hashimoto disebabkan oleh penyakit autoimun.

Baca juga: 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai

Tugas sistem kekebalan adalah menyerang dan menghilangkan penyerang berbahaya, seperti bakteri, virus, dan racun.

Tiroiditis Hashimoto melibatkan sistem kekebalan yang secara keliru menyerang sel kelenjar tiroid.

Hal ini disebabkan, sistem kekebalan tubuh mendeteksi bahwa sel kelenjar tiroid seolah-olah berbahaya.

Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui, tetapi tampaknya faktor genetik cukup berperan.

Jika seseorang memiliki anggota keluarga dengan kondisi tersebut, mereka kemungkinan besar juga akan menurunkannya.

Gejala tiroiditis Hashimoto

Banyak orang dengan tiroiditis Hashimoto tidak menunjukkan gejala apa pun pada awalnya.

Kondisi ini berkembang secara bertahap selama beberapa tahun hingga menyebabkan kerusakan progresif dan mengurangi suplai hormon tiroid tubuh.

Seseorang biasanya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid non-kanker atau gondok yang menyebabkan bagian depan leher tampak bengkak.

Hal ini disebabkan, ketika tiroid tidak dapat menghasilkan cukup hormon, kelenjar pituitari di otak mengeluarkan lebih banyak hormon perangsang tiroid (TSH) .

Baca juga: 6 Penyakit Tiroid dan Cara Mengatasinya

Ketika tiroiditis Hashimoto menyebabkan hipotiroidisme, gejala awalnya ringan dan menjadi lebih signifikan dari waktu ke waktu.

Beberapa gejala tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Kelelahan
  • Penambahan berat badan
  • Mudah merasa dingin
  • Nyeri sendi atau otot
  • Sembelit
  • Haid yang berat atau tidak teratur
  • Kesulitan hamil
  • Masalah memori
  • Depresi
  • Wajah bengkak atau bengkak
  • Suara serak

Penanganan tiroiditis Hashimoto

Dalam menangani penderita Hashimoto, dokter akan mengobati dengan mengganti hormon tiroid yang hilang.

Biasanya, penderita akan diberikan obat yang disebut levothyroxine, yakni versi sintetis dari hormon.

Obat ini sepenuhnya dapat mengontrol tiroiditis Hashimoto.

Seseorang biasanya meminum satu pil levothyroxine setiap hari.

Baca juga: Penyebab Susah Hamil bisa Karena Gangguan Tiroid, Kenapa Begitu?

Dosis yang diberikan akan mempertimbangkan beberapa faktor, yakni, usia, berat badan, tingkat keparahan, masalah kesehatan lain, dan obat lainnya.

Komplikasi tiroiditis Hashimoto

Jika tidak diobati, tiroiditis Hashimoto dapat menyebabkan beberapa komplikasi, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Masalah jantung, termasuk gagal jantung
  • Anemia
  • Kebingungan dan kehilangan kesadaran
  • Kolesterol Tinggi
  • Penurunan libido
  • Depresi

Hashimoto juga dapat menyebabkan masalah selama kehamilan.

Penelitian berjudul “Thyroid hormone dysfunction during pregnancy: A review” menunjukkan bahwa wanita dengan kondisi ini lebih mungkin melahirkan bayi dengan kelainan jantung, otak, dan ginjal.

Untuk membatasi komplikasi ini, penting untuk memantau fungsi tiroid selama kehamilan pada wanita.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau