KOMPAS.com - Ketika kita merasa cemas, telapak tangan biasanya berkeringat, tangan gemetar, hingga sakit perut pun muncul.
Tak jarang, hal tersebut disertai dengan jantng yang berdetak kencang.
Menurut ahli elektrofisiologi jantung John Bibawy, kondisi tersebut dinamakan palpitasi.
Palpitasi jantung bisa terjadi ketikakita berolahraga. Namun, kondisi tersebut juga bisa terjadi secara tiba-tiba.
Baca juga: Pandemi dan Cerita Mereka yang Beruntung Terdaftar JKN-KIS
Perasaan cemas melibatkan respons "flight or fight" di tubuh Anda.
Respon tersebut memicu serangkaian peristiwa di tubuh, termasuk pelepasan hormon tertentu. Para ahli percaya bahwa respons ini sangat membantu manusia untuk bertahan hidup dari ancaman.
Namun, respons fight-or-flight mempercepat detak jantung Anda, sehingga tubuh Anda mendapat lebih banyak aliran darah.
“Aliran darah yang meningkat memberi Anda ledakan energi untuk melawan atau lari dari bahaya," ucap Bibawy.
Hal inilah yang membuat banyak orang mengalami palpitasi atau jantung berdebar ketika merasa cemas, takut, atau gugup.
Hampir setiap orang mengalami kecemasan dan stres pada suatu waktu.
Ketika kita memiliki jantung yang sedang, palpitasi yang muncul saat cemas atau stres sebenarnya hal yang normal dan tidak berbahaya.
Namun jika kita memiliki penyakit jantung seperti penyakit arteri koroner atau gagal jantung,kpenyakit arteri koroner atau gagal jantung.
“Orang dengan kondisi jantung tertentu biasanya harus mengonsumsi obat yang diresepkan khusus untuk menjaga detak jantung mereka tetap rendah,” kata Bibawy.
Obat-obatan tersebut mencegah detak jantung berdetak terlalu cepat atau palpitasi ketika kita berada dalam kondisi takut atau cemas.
Jika kondisi jantung kita terkendali, maka kecemasan yang muncul tidak akan menjadi masalah.